Bisnis.com, JAKARTA – Dari 22 perusahaan baru yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal III/2023, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dinilai menjadi emiten paling prospektif di antara perusahaan lainnya.
Jumlah perusahaan yang melantai di BEI sepanjang periode Juli-September 2023 ini meningkat 37% dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun sebelumnya yang berjumlah 16 emiten. Adapun total dana IPO yang dirangkum oleh 22 emiten mencapai Rp15,53 triliun.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa dari jumlah tersebut saham AMMN dinilai paling mengilap. Secara teknikal, saham perusahaan tembaga dan emas Grup Medco ini, masih menunjukkan uptrend.
“Di sisi lain, terdapat euforia dari adanya potensi AMMN masuk ke indeks MSCI untuk November 2023,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (13/11/2023).
Selain itu, dia menyatakan bahwa AMMN juga merupakan satu-satunya emiten produksi tambang emas terbesar kedua setelah PT Freeport Indonesia. Oleh karena itu, Nafan menilai potensi penguatan market cap AMMN terbuka lebar.
AMMN diketahui menempati urutan pertama sebagai emiten baru dengan raihan dana IPO jumbo yakni sebesar Rp10,73 triliun. Ketika melantai di bursa, perseroan mematok harga IPO sebesar Rp1.695 per saham.
Baca Juga
Sejak resmi melantai pada awal Juli lalu, saham AMMN telah melesat 318,88% sampai dengan penutupan perdagangan hari ini, Senin (13/11). Pertumbuhan ini paling tinggi dibandingkan dengan emiten pendatang baru lainnya pada kuartal III/2023.
Nafan merekomendasikan beli untuk saham AMMN dengan target harga Rp7.700 per saham. Adapun emiten baru kuartal III/2023 lainnya, seperti CYBR, INET, dan HUMI disematkan rekomendasi hold dengan target masing-masing Rp200, Rp136, serta Rp176.
Sebelumnya, Analis Buana Capital Dennis Tay mengatakan ada sejumlah faktor yang membuat investor masih tertarik membeli harga saham AMMN yang sudah tergolong premium. Salah satunya predikat dan reputasi sebagai penambang tembaga dan emas terbesar.
“Kapitalisasi pasar AMMN telah naik dan menempatkan mereka sebagai emiten terbesar keenam di bursa hanya dalam tiga bulan. Mereka mengoperasikan salah satu tambang terbesar dan berkontribusi terhadap 1% produksi tembaga global,” tulis Dennis.
Selain itu, proyek-proyek hilirisasi yang dicanangkan AMMN juga dipandang sebagai magnet yang tidak kalah penting. Pada saat bersamaan, perseroan juga terus melipatgandakan fasilitas pemrosesan ore dengan instalasi pembangkit baru.
_________________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.