Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan kelapa sawit dan CPO Rajawali Group milik konglomerat Peter Sondakh, PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT) mencatatkan pertumbuhan dengan raihan laba bersih Rp104 miliar per kuartal III/2023.
Berdasarkan keterangan resmi, Kamis (2/11/2023) pertumbuhan positif tersebut didukung oleh penerapan praktik agronomi yang dilakukan BWPT sehingga mampu bertahan dalam kondisi El- Nino.
Direktur Utama BWPT Henderi Djunaidi menyampaikan meskipun sebagian besar tren produksi di perkebunan sawit mengalami penurunan, tetapi BWPT berhasil menjaga produksi kebun sawit tetap stabil. Volume penjualan minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (PK) BWPT pun mengalami peningkatan.
“Volume penjualan CPO tercatat mengalami peningkatan sebesar 8%, naik dari 242.376 MT menjadi 260.711 MT year-on-year (YoY), sedangkan penjualan PK meningkat sebesar 4%, dari 44.133 MT menjadi 46.009 MT dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Henderi dalam keterangan resmi, Kamis (2/11/2023).
Selain itu, BWPT juga berhasil mencatatkan peningkatan fresh fruit bunch (FFB) yield per hektar sebesar 14% dan membukukan laba bersih sebesar Rp104 miliar, jika dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp15 miliar di tahun sebelumnya.
Sementara itu, pendapatan BWPT turun 6% menjadi Rp3,22 triliun dari sebelumnya Rp3,43 triliun karena penurunan rata-rata harga pasar CPO dan PK yang signifikan per kuartal III/2023, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun, gross profit margin dan operating margin BWPT meningkat 3%.
Baca Juga
Peningkatan tersebut merupakan hasil peningkatan produktivitas tanaman karena penerapan praktik agronomi dan efisiensi biaya. Pencapaian per kuartal III/2023 pun searah dengan target pertumbuhan dobel digit perseroan.
Di sisi lain, BWPT telah berhasil menambah 1 sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kalimantan Timur.
Tidak hanya itu, BWPT juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan anak usaha PT ABM Investama Tbk. (ABMM). Di mana kedua perusahaan tersebut akan bekerja sama untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) yang ditargetkan akan beroperasi tahun 2025.
“Melihat capaian hingga kuartal III tahun ini, BWPT optimis akan dapat melanjutkan tren pertumbuhan double digit secara finansial dan operasional di tahun 2023,” pungkas Henderi.
Saat ini, BWPT mengelola lahan perkebunan seluas 87.000 hektare di Sumatera, Kalimanan, dan Papua, serta memiliki total kapasitas pabrik kelapa sawit (PKS) 2,2 juta ton TBS per tahun. (Daffa Naufal Ramadhan)