Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tunggu Putusan Suku Bunga The Fed, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.935

Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke level Rp15.935,50 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (1/11/2023), jelang putusan suku bunga The Fed.
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke level Rp15.935,50 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (1/11/2023).

Mengutip data Bloomberg pukul 15.20 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terkoreksi 0,32% menuju level Rp15.935,50. Di tengah pelemahan ini, indeks dolar AS tercatat menguat 0,10% ke 106,77.

Adapun, berbagai mata uang lain di kawasan Asia ditutup variatif pada akhir perdagangan hari ini. Yen Jepang dan dolar Hong Kong menjadi segelintir mata uang yang terpantau menguat di hadapan dolar AS.

Di sisi lain, sejumlah mata uang justru keok di hadapan dolar AS. Misalnya dolar Singapura justru tercatat melemah 0,04%, dolar Taiwan melemah 0,25%, peso Filipina melemah 0,15%, won Korea terkoreksi 0,47%, rupee India melemah 0,03%, yuan China turun 0,04%, ringgit Malaysia turun 0,15%, hingga baht Thailand yang terkoreski 0,20%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah yang hampir menyentuh Rp16.000 per dolar AS tak terlepas dari sikap pasar yang masih menunggu arahan suku bunga acuan The Fed pada pertemuan puncak hari ini, Rabu (1/11/2023).

Menurutnya, jika The Fed pada akhirnya memutuskan untuk mengerek suku bunga acuan, maka ada potensi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menembus ke kisaran level Rp16.000 pada pekan ini.

Adapun kondisi ini juga diperburuk oleh memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah setelah IDF memperbanyak jumlah pasukan yang dapat masuk ke Jalur Gaza.

"Tensi ini yang membuat dolar itu kembali penguatan karena negara-negara yang menyarankan gencatan senjata selalu dikekang oleh Amerika Serikat dan Inggris, sehingga berujung pada penguatan dolar," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (1/11/2023).

Senada, Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra menilai penguatan dolar AS terjadi karena pasar hingga saat ini masih mengantisipasi pernyataan The Fed terkait arah kebijakan moneternya dini hari nanti.

Dengan melihat solidnya data ekonomi AS bulan lalu, Ariston memperkirakan besar kemungkinan The Fed untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya untuk waktu yang lebih lama.

Mengenai proyeksi pergerakan rupiah besok, Kamis (2/11/2023), dirinya memprediksi bahwa mata uang RI ini berpotensi menguat ke kisaran Rp15.850-Rp15.860. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper