Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp15.884 Jelang Putusan Suku Bunga The Fed

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat ke level Rp15.884,5 pada perdagangan hari ini, Selasa (31/10/2023), jelang putusan suku bunga The Fed.
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.884,5 pada perdagangan hari ini, Selasa (31/10/2023). Rupiah menguat bersama dengan penguatan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,03% ke Rp15.884,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,08% ke 106,20.

Bersamaan dengan rupiah, won Korea Selatan naik 0,01%, peso Filipina naik 0,24%, dan dolar Taiwan naik 0,02%.

Sementara itu, yen Jepang turun 0,85%, dolar Singapura turun 0,17%, dolar Hong Kong turun 0,04%, rupee India turun 0,01%, yuan China turun 0,10%, ringgit Malaysia turun 0,04%, dan baht Thailand turun 0,11%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen datang dari data ekonomi Tiongkok menunjukkan penurunan tak terduga dalam aktivitas bisnis, sementara yen Jepang jatuh setelah Bank of Japan mempertahankan kebijakan ultra dovish-nya.

Sebagian besar investor juga tetap gelisah menjelang kesimpulan pertemuan Federal Reserve pada hari Rabu.

Meskipun bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya, bank sentral juga kemungkinan akan mengulangi sikapnya yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Hal ini menurut Ibrahim merupakan skenario baik bagi dolar dan buruk bagi mata uang Asia.

Adapun Bank BOJ mempertahankan suku bunga negatif, dan hanya membuat sedikit perubahan pada kebijakan pengendalian kurva imbal hasil (YCC).

Bank sentral Jepang mengatakan akan memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam YCC-nya, yang berpotensi membiarkan imbal hasil obligasi bergerak di atas batas 1%. Namun, hal ini sebagian besar mengecewakan pasar yang mengharapkan langkah BOJ yang lebih agresif.

Sementara itu, dari dalam negeri pasar merespons positif setelah mencermati sektor keuangan Indonesia tetap stabil dan mampu menghadapi di tengah gejolak global, seperti meningkatnya suku bunga tinggi di Amerika Serikat (AS) yang berkepanjangan dan tensi geopolitik yang memanas.

Tetap stabilnya sektor jasa keuangan didorong dari mampunya Indonesia dalam memitigasi dari ketidakpastian global.

Terjaganya permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga, meningkatkan optimisme sektor jasa keuangan yang mampu memitigasi risiko dari meningkatnya ketidakpastian global baik dari terminologi higher for longer suku bunga global, maupun tensi geopolitik.

Dari tensi geopolitik, memanasnya konflik Israel dan Hamas yang berpotensi mempengaruhi ekonomi dunia secara signifikan terutama jika terjadi eskalasi di Timur Tengah yang lebih luas.  Kemudian, membaiknya pasar tenaga kerja dan inflasi yang tetap konsisten tinggi di Amerika Serikat (AS), telah mendorong meningkatnya aksi jual (share off) pasar obligasi di salah satu negara ekonomi terkuat dunia tersebut.

Kenaikan hasil obligasi AS (yield US Treasury) telah meningkatkan keluarnya modal dari pasar negara berkembang (emerging market) termasuk Indonesia dalam mendorong pelemahan pada nilai tukar dan pasar obligasi yang signifikan.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.870-Rp15.950 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper