Bisnis.com, JAKARTA – Emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) mencatatkan rugi bersih US$21,38 juta atau setara Rp331,11 miliar atau terpangkas 80,83% sepanjang sembilan bulan 2023.
Berdasarkan laporan keuangan, TPIA membukukan penurunan pendapatan sebesar 14,64% menjadi US$1,66 miliar atau setara Rp25,74 triliun (kurs jisdor Rp15.487) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$1,94 miliar.
Pendapatan TPIA masih ditopang oleh penjualan lokal yaitu sebesar US$1,16 miliar. Rinciannya penjualan produk polyolefin, styrene monomer, butadiene dan olefin sebanyak US$1,11 miliar dan penjualan daya listrik dan jasa kelistrikan lainnya sebesar US$48,94 juta.
Sementara itu, untuk penjualan ekspor, TPIA mencatatkan nilai sebesar US$492,98 juta untuk seluruh produk-produk TPIA.
Direktur Chandra Asri Suryadi menjelaskan penurunan pendapatan dipengaruhi oleh gangguan supply-demand eksternal yang menyebabkan penurunan volume penjualan secara keseluruhan untuk kuartal III/2023.
“Meskipun terdapat ketidakpastian geopolitik dan harga energi yang berlanjut, Chandra Asri tetap optimis mengenai prospek jangka panjangnya dan dengan tekun mengejar rencana ekspansinya dengan fokus dan disiplin, sambil memperkuat rantai nilai industri Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (1/11/2023).
Baca Juga
Volume penjualan pada sembilan bulan 2023 sebesar 1.608 KT, meningkat dari 1.568 KT pada periode yang sama tahun lalu tetapi, untuk keseluruhan harga penjualan mengalami penurunan untuk periode tahun ini.
Adapun beban pokok pendapatan tercatat sebesar US$1,59 miliar atau setara dengan Rp24,73 triliun. Beban ini turun 18,35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$1,95 miliar.
Penurunan beban dikarenakan harga bahan baku rata-rata yang lebih rendah dengan rata-rata harga Naphtha pada US$645 per ton pada kuartal III/2023 dibandingkan rata-rata US$851 per ton periode tahun lalu. Harga itu seiring penurunan sebesar 18,6% pada harga rata-rata Brent Crude pada periode tahun ini menjadi US$83 per barel dibandingkan rata-rata US$102 per barel pada periode yang sama tahun lalu.
Alhasil, sepanjang periode 9 bulan 2023, TPIA berhasil membalikkan rugi kotor menjadi laba kotor sebesar US$65,13 juta dari sebelumnya rugi sebesar US$8,64 juta.
Adapun rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk juga terpangkas 80,83% menjadi US$21,38 juta atau setara Rp331,11 miliar dari sebelumnya sebesar US$111,54 juta.
Sementara itu liabilitas TPIA tercatat sebesar US$2,17 miliar atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$2,12 miliar. Rinciannya, liabilitas jangka panjang sebesar US$1,85 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar US$313,41 juta.
Kemudian TPIA membukukan ekuitas sebesar US$2,82 miliar dan total aset sebesar US$4,99 miliar.