Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat saat The Fed Putuskan Suku Bunga Besok

Rupiah kembali dibuka menguat di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (31/10/2023), jelang keputusan The Fed soal suku bunga besok (1/11).
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – nilai tukar rupiah kembali dibuka menguat di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (31/10/2023) saat pasar waswas keputusan The Fed soal suku bunga Rabu (1/11) besok.  

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka menguat 0,12% atau 18 poin ke posisi Rp15.871 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau menguat 0,13% ke level 106,070. 

Sejumlah mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi pada per dolar AS. Yen Jepang melemah 0,23%, dolar Hong Kong melemah 0,06%, dolar Singapura 0,05%, dolar Taiwan turun 0,01%, rupee India turun 0,01%, yuan China melemah 0,08% dan bath Thailand turun 0,08%. 

Sementara itu, mata uang yang menguat bersama rupiah adalah ringgit Malaysia naik 0,10%, peso Filipina naik 0,06%, dan won Korea naik 0,27%.

Adapun sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan hari ini memproyeksikan rupiah dibuka fluktuatif namun ditutup melemah ke level Rp15.870 hingga Rp15.950. 

Indeks dolar menguat terhadap mata uang lainnya, mempertahankan sebagian besar kenaikannya dari minggu lalu karena sebagian besar pasar masih khawatir terhadap keputusan suku bunga Fed pada hari Rabu dan Imbal hasil Treasury AS juga menguat pada hari Senin, masih berada dalam jangkauan puncak baru-baru ini.

Sementara itu BOJ memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada hari Senin, memimpin minggu ini yang juga akan melihat keputusan suku bunga dari Federal Reserve AS dan Bank of England.

Fokusnya pasar saat ini adalah pada kesimpulan pertemuan BOJ pada hari Selasa, di mana bank sentral diperkirakan akan mengumumkan perubahan lebih terhadap kebijakan pengendalian kurva imbal hasil lebih lanjut, karena bank sentral tersebut bergulat dengan inflasi yang tinggi.

Para ekonom optimistis bahwa ekonomi Indonesia bisa tumbuh di angka 5 persen di tengah adanya dua konflik geopolitik, membuat dinamika global masih diterpa ketidakpastian. Belum usai konflik antara Rusia-Ukraina, dunia saat ini mengalami turbulensi kembali. Serangan Hamas ke Israel memicu ketegangan di wilayah Timur Tengah. Pasokan komoditas kembali tersendat. Naiknya harga minyak memberi dampak ke berbagai negara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper