Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek IHSG Terdampak Sentimen Suku Bunga The Fed

Analis melihat pasar mengantisipasi potensi hawkish dari pertemuan rutin The Fed FOMC sehingga memengaruhi IHSG.
Analis melihat pasar mengantisipasi potensi hawkish dari pertemuan rutin The Fed FOMC sehingga memengaruhi IHSG. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Analis melihat pasar mengantisipasi potensi hawkish dari pertemuan rutin The Fed FOMC sehingga memengaruhi IHSG. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve dijadwalkan melakukan Federal Open Market Committee (FOMC) hari ini hingga besok, Rabu (1/11/2023). Analis melihat pasar mengantisipasi potensi hawkish dari pertemuan tersebut.

Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25% hingga 5,5% pada pertemuan kali ini.

"Akan tetapi, pasar mengantisipasi potensi hawkish statement dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell," kata Rio dihubungi Selasa (31/10/2023). 

Dia memperkirakan dengan antisipasi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan relatif bergerak fluktuatif, menyusul keputusan dan petunjuk dari FOMC The Fed pada 1 November 2023 mendatang. 

Di sisi lain, kata Rio, IHSG juga berpotensi melemah apabila statemen dari Ketua the Fed, Jerome Powell lebih hawkish dari perkiraan.

Pada perdagangan Selasa (31/10/2023) pukul 11.06 WIB, IHSG turun 0,73% atau 49,29 poin menjadi 6.686,59. Sepanjang sesi indeks bergerak di rentang 6.666,41-6.750,60.

Meski demikian, Rio melihat IHSG masih berpotensi melakukan rebound walaupun terbatas hingga akhir tahun. Hal tersebut mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang relatif lebih stabil dibandingkan sejumlah negara maju. 

Berdasarkan proyeksi tersebut, menurut Rio saham-saham rate sensitive perlu diwaspadai oleh pasar. Phintraco Sekuritas lebih menyarankan pelaku pasar mencermati saham-saham defensif untuk saat ini.

"Pasar dapat memperhatikan saham-saham defensif dan berpotensi rebound antara lain ELSA, CPIN, JPFA, MIKA, MEDC, dan ISAT," tutur dia.

Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Changkun Shin mengatakan laju IHSG juga dibayangi kinerja emiten per kuartal III/2023 yang bervariasi. Menurutnya, kinerja emiten blue chip mayoritas tumbuh positif, tetapi dampaknya tidak begitu kuat mengingat pasar lebih cenderung wait and see.

"Ditambah kenaikan suku bunga belum bisa meredam pelemahan rupiah yang sudah semakin parah. Selain itu sudah terefleksi di pergerakan tren jangka pendek indeks sudah berada di tren penurunan," ujar Shin saat dihubungi Bisnis.

Lebih lanjut dia mengatakan, saham-saham top picks dari Kiwoom Sekuritas untuk saat ini yang bisa dicermati ada PGEO, HMSP, BBCA, BBRI, ASII, AKRA dan PTRO.

Jelang pertemuan Federal Open Market Commitee (FOMC) tanggal 31 Oktober-1 November 2023, sejumlah analis memprediksi suku bunga The Fed masih ditahan di level saat ini 5,25%-5,5%, namun The Fed masih memproyeksikan kenaikan suku bunga hingga akhir tahun.

"Selain itu peluang aktivitas window dressing di akhir tahun bisa terjadi. Sehingga saham-saham blue chip yang turun sedangkan dari sisi fundamental tidak parah ini akan menjadi peluang untuk investor bisa beli di harga terdiskon," pungkas Shin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper