Bisnis.com, JAKARTA — Laba bersih emiten farmasi PT Soho Global Health Tbk. (SOHO) tergerus sepanjang kuartal III/2023 meski terdapat peningkatan pendapatan. Beban yang naik lebih tinggi daripada penjualan menjadi pemicu penurunan bottom line.
Per 30 September 2023, laba neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk SOHO berjumlah Rp372,61 miliar, terkoreksi 6,16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp287,73 miliar.
Penurunan laba bersih ini dialami SOHO meskipun pendapatan bersih menorehkan kenaikan 11,53% secara tahunan, dari Rp5,40 triliun pada kuartal III/2022 menjadi Rp6,02 triliun pada kuartal III/2023. Namun, beban pokok pendapatan tercatat naik lebih tinggi, yakni 15,63% year-on-year (YoY) menjadi Rp5,06 triliun.
Kinerja penjualan alat kesehatan sebagai kontributor pendapatan SOHO menjadi salah satu penyebab kenaikan penjualan yang lebih rendah dari meningkatnya beban. Segmen ini turun 20,03% YoY menjadi Rp730,60 miliar pada kuartal III/2023 dibandingkan dengan Rp913,57 miliar pada periode sama 2022.
Sementara itu, segmen produk obat meningkat 17,86% YoY menjadi Rp3,12 triliun. Adapun segmen produk kesehatan konsumen naik 18,22 persen YoY dari Rp1,83 triliun pada 2022 menjadi Rp2,17 triliun pada 2023.
Total aset SOHO hingga September 2023 berjumlah Rp4,66 triliun, meningkat dibandingkan dengan akhir 2022 sebesar Rp4,47 triliun. Kenaikan terutama disumbang oleh piutang usaha pihak ketiga yang naik 33,46% menjadi Rp1,61 triliun.
Baca Juga
Jumlah liabilitas SOHO juga meningkat menjadi Rp2,12 triliun di periode sembilan bulan pertama 2023, dibandingkan dengan akhir 2022 sebesar Rp2,04 triliun. Kenaikan terutama disebabkan oleh meningkatnya utang usaha pihak ketiga dari Rp1,60 triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp1,66 triliun per September 2023.
Sementara itu, total ekuitas turut naik menjadi Rp2,54 triliun, daripada Rp2,42 triliun pada akhir 2022.