Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengungkapkan bahwa emiten BUMN memiliki kontribusi besar terhadap negara, lewat setoran dividen yang mencapai Rp33 triliun pada 2022.
Iman mengatakan bahwa kontribusi nyata perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI tecermin dari pembagian dividen yang diatribusikan menjadi penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
“Pada 2022, BUMN yang sahamnya tercatat di bursa mampu berkontribusi kepada negara sebesar Rp33 triliun atau 82,5% dari total dividen seluruh BUMN,” ujarnya dalam Capital Summit & Market Expo 2023 di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (27/10/2023).
Dia menyebutkan bahwa pertumbuhan BUMN dan entitas go public juga tecermin dari nilai perusahaan yang meningkat setelah pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO). Adapun nilai perusahaan dapat dilihat dari kapitalisasi pasar saham-saham perusahaan BUMN.
“Secara keseluruhan kapitalisasi pasar BUMN dan entitas yang tercatat di BEI yang jumlahnya 4,1% dari seluruh perusahaan tercatat, ternyata mampu menyumbang 22% dari total market cap perusahaan tercatat di BEI,” pungkasnya.
Menurut Iman, performa perusahaan-perusahaan pelat merah di bursa juga diperlihatkan dari sisi likuiditas perdagangan. Emiten BUMN mampu berkontribusi 25% dari trading volume di BEI, sehingga menunjukkan perusahaan pelat merah dan afiliasinya diminati investor.
Baca Juga
Sepanjang 2022, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjadi perusahaan pelat merah dengan setoran dividen terbesar.
Berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), BBRI menyetorkan dividen ke negara sebesar Rp14,04 triliun sepanjang 2022. Sementara itu, BMRI menyumbang Rp8,75 triliun dan TLKM memberikan setoran dividen Rp7,73 triliun.
Secara keseluruhan, realisasi dividen BUMN, yang masuk pos pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) sepanjang 2022 mencapai Rp40,59 triliun atau 109,46 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp37,08 triliun.