Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Pekan Ini Diramal Masih Konsolidasi, Cek 5 Rekomendasi Saham Pilihan IPOT

IHSG pekan ini (2-6 Oktober 2023) diprediksi masih bergerak di zona konsolidasi. PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) rekomendasikan 5 saham pilihan minggu ini.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini (2-6 Oktober 2023) diprediksi bergerak di zona konsolidasi dengan tiga sentimen utama. PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) rekomendasikan 5 saham untuk trading minggu ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup terkoreksi 0,8 persen ke level 6.939 pada akhir perdagangan hari Jumat minggu lalu (29/9/2023). Equity Analyst IPOT Dimas Krisna Ramadhani menjelaskan sejumlah sektor yang menjadi penopang dan pengganggu laju IHSG minggu lalu.

Pada minggu lalu, IHSG ditopang sektor consumer non-cyclical berkat emiten CPIN yang naik 9 persen dan JPFA 8 persen, serta sektor technology karena DMMX yang naik 10 persen dalam seminggu dan 69 persen dalam sebulan terakhir. Hal tersebut bertentangan dengan sentimen negatif yang ada, di mana afiliasinya sedang ramai diberitakan terkait Kresna Life.

Dimas mengungkapkan sektor yang menahan laju IHSG minggu lalu adalah sektor basic materials, seperti BRPT yang justru turun Ketika Bursa Karbon diresmikan. Selain itu, terdapat sektor healthcare yang belum memperlihatkan adanya sentimen terbaru setelah Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan lalu.

Adapun tiga sentimen yang mempengaruhi IHSG minggu lalu, jelas Dimas, di antaranya adalah sentimen Bursa Karbon, yield obligasi berjangka 10 tahun Amerika Serikat (AS) yang naik, dan Core Personal Consumption Expenditure (PCE) MoM.

Dimas menjelaskan, Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menjadi badan penyelenggara Bursa Karbon pada 26 September 2023. Namun, pada hari itu semua saham yang terkait sentimen positif bursa karbon justru menurun, seperti BRPT, PGEO, KEEN dan ARKO.

"Tampaknya berita ini (penyelenggaraan Bursa Karbon) dijadikan ajang jualan bagi para market movers saham tersebut atau sell on news, meskipun secara overall trend saham tersebut masih uptrend dalam 1 bulan terakhir." kata Dimas berdasarkan siaran pers IPOT, dikutip Rabu (4/10/2023).

Di sisi lain, yield obligasi berjangka 10 tahun AS mengalami kenaikan yang merupakan level tertinggi dalam 15 tahun terakhir yang berada di level 4,54 persen. Di mana pada tahun 2007, yield obligasi berada di level 4,57 persen.

Dimas mengungkapkan, hal tersebut dipicu oleh prospek suku bunga yang masih akan tinggi dalam jangka panjang. Sehingga, akan membuat aliran dana asing keluar (capital outflow) di pasar uang maupun pasar saham Indonesia.

Sementara itu, Core PCE MoM, di mana indikator yang digunakan The Fed untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat inflasi tidak memasukkan harga food and energy dalam perhitungannya. Hal tersebut menggambarkan pengeluaran konsumsi yang lebih akurat (food and energy lebih volatile).

Secara bulanan Core PCE naik 0,1 persen yang merupakan kenaikan terendah sejak bulan November 2020. Angka tersebut lebih rendah dari konsensusnya sekaligus bulan sebelumnya, yakni sebesar 0,2 persen.

Sedangkan, pada minggu ini, Dimas memprediksi pergerakan IHSG akan bergerak di zona konsolidasi dengan support atau batas bawah harga di level 6.925 dan resistance atau batas atas harga di 7.000. Tiga sentimen utama minggu ini adalah resolusi anggaran AS, inflasi tahunan Indonesia, dan data ketenagakerjaan AS.

Sentimen pertama, resolusi anggaran AS berkaitan dengan minggu lalu di mana pasar menghadapi sentimen yang membuat pergerakan sangat volatile, yakni potensi government shutdown. Potensi itu muncul dikarenakan pendanaan kepada pemerintah AS hingga akhir tahun fiskal ini.

"Meskipun pada Rabu kemarin (27/10/2023) para anggota parlemen sudah menunjukkan kemajuan, namun kepastian apakah pemerintah AS akan tetap mendapatkan pendanaan baru akan ditentukan awal pekan ini. Menurut Moody's, apabila terjadi shutdown akan menjadi peristiwa yang negatif bagi AS dan global, dan apabila terjadi shutdown, maka AS berpotensi mengalami shutdown yang keempat kalinya dalam 1 dekade terakhir," kata Dimas.

Sentimen kedua, tingkat inflasi tahunan Indonesia pada bulan September turun ke level 2,28 persen dari sebelumnya pada bulan Agustus di level 3,27 persen. Dimas menambahkan, dampak kenaikan harga minyak mentah baru akan tercermin pada tingkat inflasi di Oktober.

“Dampak kenaikan harga minyak mentah baru akan tercermin pada tingkat inflasi di Oktober, dimana tepat 1 Oktober ini pemerintah kembali menaikkan harga bensin non-subsidi. Namun begitu, tingkat inflasi saat ini sudah sesuai dengan target pemerintah yaitu 3% plus minus 1." tambah Dimas.

Sentimen ketiga, data ketenagakerjaan AS (Non-Farming Payroll) yang dalam 3 bulan terakhir mencatatkan angka di bawah ambang batas yang ditetapkan (200.000). Hal ini mengindikasikan pelonggaran bertahap kondisi tenaga kerja AS yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga The Fed.

"Pada September, non-farm payroll diperkirakan akan mencatatkan angka sebesar 163.000. Jika konsensus ini sesuai, maka angka ini turun dari bulan sebelumnya yang berada di angka 187.000 dan diharapkan mampu membuat target inflasi AS segera tercapai.” jelas Dimas.

Dengan sejumlah data ekonomi dan sentimen di atas, IPOT merekomendasikan 5 saham untuk trading minggu ini. (Daffa Naufal Ramadhan).

Berikut ini 5 saham yang direkomendasikan IPOT minggu ini:

1. Buy on Breakout AMMN (Support: 5.500, Resistance: 7.000)

2. Buy on Breakout PANI (Support: 4.300, Resistance: 5.200)

3. Buy on Breakout INKP (Support: 10.000, Resistance: 11.850)

4. Buy on Breakout WIIM (Support: 2.500, Resistance: 3.100)

5. Buy BBNI (Support: 10.200, Resistance: 10.600)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper