Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke 6.867,69 pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Rabu (4/10/2023). Seiring dengan melemahnya indeks, saham ASSA, ADMR dan HUMI terpantau ambles dan masuk jajaan top losers.
Pada pukul 12.00 WIB, IHSG turun 1,05 persen atau 73,19 poin ke level 6.867,69 pada perdagangan hari ini. IHSG bergerak pada rentang 6.839 hingga 6.943 sepanjang sesi.
Tercatat, 109 saham menguat, 433 saham melemah, dan 190 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau menjadi Rp10.262 triliun.
Saham paling laris pada perdagangan kali ini dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan nilai transaksi Rp480,9 miliar sampai dengan siang ini. Adapun saham BBCA siang ini terpantau naik 0,27 persen ke harga Rp9.225. Terlaris kedua ditempati oleh saham PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) dengan nilai transaksi mencapai Rp464,4 miliar. Saham AMMN terpantau melemah 0,79 persen ke level Rp6.250.
Kemudian di posisi ketiga saham paling laris diisi oleh PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) yang naik 6,43 persen atau 18 poin ke level Rp298. Saham META mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp289,4 miliar sampai dengan siang ini.
Emiten big caps lain yang parkir di zona hijau diantaranya, Saham GOTO yang naik 1,20 persen ke posisi Rp84. Selanjutnya saham ICBP juga menguat 0,46 persen ke level Rp11.000. Sementara saham TLKM terpantau stagnan di posisi Rp3.770.
Baca Juga
Sementara saham terboncos atau top losers hari ini ditempati oleh ASSA yang ambles 9,90 persen ke level Rp910 per saham, disusul TOOL yang terpangkas 9,59 persen ke posisi Rp66 per saham, diposisi selanjutnya ada saham ADMR dan HUMI yang turun masing-masing 6,85 persen dan 6,83 persen.
Sebelumnya,Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih memprediksi IHSG bergerak mixed cenderung melemah terbatas dalam range 6.900-6.970.
Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, Menurut S&P Global, indeks PMI manufaktur Indonesia periode September 2023 tercatat sebesar 52,3. Hasil tersebut turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 53,9, sekaligus berada pada level terendah sejak Mei 2023.
Pertumbuhan output produksi dan pesanan baru melemah, sedangkan ekspor mengalami perbaikan. Secara keseluruhan, Industri manufaktur domestik berada di level ekspansif dalam 25 bulan beruntun.
Di sisi lain, pemerintah menyiapkan Dana Insentif Daerah (DID) kepada Pemda dengan kinerja terbaik dalam pengendalian inflasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, masing-masing alokasi sebesar Rp1 triliun dan Rp3 triliun. Pemerintah juga mengalokasikan tambahan Dana Desa sebesar Rp2 triliun kepada 15.097 desa berprestasi di Indonesia.
Dari mancanegara, pada awal pekan, The Fed mengisyaratkan tren suku bunga tinggi akan berjalan lebih lama, bahkan kenaikan suku bunga lanjutan diperlukan jika data menunjukkan bahwa penurunan inflasi terhenti. Akibat pernyataan tersebut, imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun terakselerasi di level 4,79 persen dan menjadi yang tertinggi sejak 2007 (3/10/23).
Sementara, tingkat pengangguran di kawasan Eropa periode Agustus 2023 tercatat sebesar 6,4 persen, turun dari bulan sebelumnya sebesar 6,5 persen. Jumlah penduduk yang tidak bekerja turun 107 ribu dari bulan sebelumnya sebesar 10,85 juta.
_____
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.