Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Divestasi Tiga Ruas Tol Wijaya Karya (WIKA), Sudah Ada Pembeli?

WIKA tengah melego tiga ruas tol, yakni Tol Manado-Bitung (Mabit), Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam), serta Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) p
Pekerja melakukan pengecekan rutin beton di pabrik milik PT Wijaya Karya Beton./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan pengecekan rutin beton di pabrik milik PT Wijaya Karya Beton./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) diketahui tengah melego tiga ruas tol, yakni Tol Manado-Bitung (Mabit), Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam), serta Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) pada tahun ini. 

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menyampaikan bahwa sudah ada penawaran yang diterima perseroan. Kendati demikian, dia tidak menjelaskan secara rinci perusahaan mana yang bersedia meminang aset tersebut. 

“Terkait siapa nama dan nilai penawaran tidak bisa kami informasikan terbuka terkait dengan perjanjian non-disclosure agreement [NDA] yang ada, namun beberapa penawaran sudah masuk di perseroan saat ini,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (24/9/2023). 

Perseroan diketahui menggenggam saham di ruas Tol Mabit sebesar 20 persen, disusul Tol Basam sebanyak 18,29 persen saham, dan ruas Tol Soraja memegang 25 persen saham. 

Menurut Mahendra, divestasi merupakan salah satu langkah strategis bisnis WIKA. Hal ini tidak terlepas dari fokus perseroan yang saat ini sedang melakukan restrukturisasi keuangan. 

“WIKA terbuka untuk melakukan divestasi aset-aset investasi yang dimiliki dan akan mempelajari berbagai penawaran yang masuk, termasuk nilai dan manfaat yang ditawarkan oleh masing-masing stakeholder,” pungkasnya.

Di sisi lain, WIKA merupakan salah satu BUMN Karya yang mendapatkan suntikan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp6 triliun untuk tahun anggaran 2024.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban mengatakan ada beberapa latar belakang yang membuat pemerintah mengalokasikan PMN Rp6 triliun ke WIKA. 

Alasan pertama adalah WIKA sempat mencatatkan pertumbuhan aset secara signifikan selama 2014-2022, yang ditopang oleh meningkatnya liabilitas perseroan. 

Kedua, kata Rionald, adanya implikasi terhadap kondisi keuangan WIKA atas keterlibatannya sebagai investor serta kontraktor dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

“Oleh karena itu diperlukan tambahan PMN untuk memperkuat struktur permodalan WIKA,” ujar Rionald saat rapat dengan Komisi XI DPR, pekan lalu.  

Dia menambahkan suntikan modal Rp6 triliun kepada WIKA juga diarahkan untuk meningkatkan kapasitas usaha dalam mendanai PSN yang sedang digarap perseroan, sehingga mengurangi ketergantungan pada pinjaman berbunga.

Sejumlah PSN yang digarap WIKA, di antaranya Bendungan Cipanas di Jawa Barat dan Kereta Cepat Jakarta Bandung. Dalam dua proyek ini, perseroan menjadi bagian dari konsorsium HSRCC (High Speed Railway Contractors Consortium).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper