Bisnis.com, JAKARTA – Keterlibatan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung membuat emiten konstruksi ini meraih penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp6 triliun pada tahun depan.
Rionald Silaban, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, menuturkan bahwa ada sejumlah latar belakang yang membuat WIKA mendapatkan suntikan modal.
Alasan pertama, kata Rionald, WIKA sempat mencatatkan pertumbuhan aset secara signifikan selama tahun 2014-2022 akibat meningkatnya liabilitas yang diakumulasikan perseroan.
Selain itu, dia menyatakan bahwa ada implikasi terhadap kondisi keuangan WIKA atas keterlibatannya sebagai investor, serta kontraktor dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
“Oleh karena ini diperlukan tambahan PMN untuk memperkuat struktur permodalan WIKA,” ujar Rionald dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, Rabu (20/9/2023).
Rionald menambahkan suntikan modal Rp6 triliun kepada WIKA juga diarahkan untuk meningkatkan kapasitas usaha dalam mendanai Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sedang digarap perseroan, sehingga mengurangi ketergantungan pada pinjaman berbunga.
Baca Juga
Sejumlah PSN yang digarap WIKA, di antaranya Bendungan Cipanas di Jawa Barat dan Kereta Cepat Jakarta Bandung. Dalam dua proyek ini, perseroan menjadi bagian dari konsorsium HSRCC (High Speed Railway Contractors Consortium).
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko WIKA Adityo Kusumo mengatakan bahwa perseroan kini sedang menggarap 41 proyek. Adapun 37 proyek di antaranya merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan 4 lainnya proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Oleh sebab itu, Adityo menuturkan penyertaan modal senilai Rp6 triliun kepada WIKA akan dialokasikan untuk menggarap proyek-proyek existing milik perseroan, terutama pembangunan 41 proyek yang diperkirakan menghabiskan dana Rp33,3 triliun.
Suntikan PMN juga akan mendorong kontribusi terhadap pajak negara senilai Rp2,5 triliun, alokasi belanja kepada mitra kerja Rp5,2 triliun, alokasi upah tenaga kerja proyek Rp3,8 triliun, dan menyerap 21.000 tenaga kerja tiap tahunnya.