Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Diprediksi Lanjut Koreksi Kala Suku Bunga Ditahan, Cermati Saham ICBP, KLBF & CPIN

IHSG diprediksi terkoreksi setelah The Fed dan Bank Indonesia menahan kenaikan suku bunga. Saham ICBP, KLBF hingga CPIN jadi pilihan analis.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi lanjut terkoreksi pada perdagangan hari ini, Jumat, (22/9/2023), setelah The Fed dan Bank Indonesia (BI) menahan kenaikan suku bunga. Saham ICBP, KLBF hingga CPIN dijagokan analis hari ini. 

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG sempat menutup gap ke 6.980 pada Kamis, (22/9/2023). Dengan sentimen negatif dari pelemahan mayoritas indeks global, IHSG berakhir terkoreksi 0,29 persen ke 6.991 kemarin.

"IHSG diperkirakan kembali terkoreksi, uji pivot area di 6.750-6.780 pada perdagangan hari ini," ujar Valdy dalam riset Jumat, (22/9/2023).

Adapun, level support IHSG pada hari ini berada di 6.950, sedangkan level pivot di 7.000 dan level resisten 7.050. Valdy mengatakan, IHSG tertekan oleh koreksi saham-saham bank menyusul keputusan suku bunga The Fed dan penyataan Kepala The Fed, Jerome Powell. 

Kendati demikian, tekanan pada saham-saham bank diredam oleh keputusan BI untuk menahan suku bunga acuan di 5,75 persen dan kenaikan pertumbuhan kredit SPI sebesar 9,06 persen year-on-year (yoy) pada Agustus 2023, dibanding 8,54 persen yoy pada Juli 2023. Saham-saham bank kemungkinan masih sideways atau fluktuatif hari ini.

Beralih ke sentimen global, indeks-indeks Wall Street melemah kemarin, Kamis (21/9) sejalan dengan kenaikan US Treasury Yield. US 2-year Treasury Yield sempat menyentuh 5,20 persen, level tertinggi sejak 2006, sementara US 10-year Treasury Yield naik ke 4,49 persen, level tertinggi sejak 2007.

Kondisi tersebut dipicu oleh realisasi initial jobless claims di 201.000 pada pekan lalu dibanding 225.000 di pekan sebelumnya. Kondisi ini memperkuat keyakinan satu kali lagi kenaikan suku bunga The Fed Rate pada sisa 2023.

Sentimen negatif lain berasal dari kekhawatiran pasar terhadap potensi govenrnment shutdown setelah House Republican Leaders menyatakan bahwa dewan memasuki masa reses. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa kesepakatan government funding tidak tercapai sebelum batas waktu pada akhir September 2023.

Respons terhadap keputusan The Fed dan pidato Kepala The Fed, Jerome Powell oleh pelaku pasar di Eropa baru terlihat pada perdagangan Kamis, (21/9). Mayoritas indeks di Eropa melemah lebih dari 1 persen kemarin. 

Pergerakan ini juga dipengaruhi oleh keputusan Bank of England untuk menahan sukubunga acuan di 5,25 persen dan penurunan Euro Area consumer confidence ke –17,8 pada September 2023, dibandingkan –16 di Agustus 2023.

Mempertimbangkan kondisi tersebut, Valdy mengatakan rotasi ke saham-saham defensif diperkirakan masih berlanjut pada hari ini Jumat, (22/9). Investor dapat mencermati saham ICBP, MAPI, KLBF, AMRT, JPFA dan CPIN. Selain itu, peluang trading buy pada SAME, MIKA dan SIDO juga dapat diperhatikan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper