Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah akibat sinyal hawkish The Fed terkait suku bunga, akankah sentimen itu berlangsung temporer?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks komposit terpantau melemah 0,29 persen atau 20,21 poin ke level 6.991,46 pada akhir perdagangan kemarin. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.974 hingga 7.021.
Melemahnya IHSG pada perdagangan kemarin dinilai sebagai dampak dari sikap hawkish Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya di level 5,25 hingga 5,50 persen.
Namun demikian, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai bahwa nada hawkish The Fed yang berencana untuk sekali lagi menaikkan suku bunga acuannya tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pergerakan IHSG.
Menurutnya, sentimen dari sinyal hawkish The Fed hanya akan berlaku temporer. Sebab secara historis, Nafan menyebut bahwa indeks komposit biasanya akan mengalami rebound pada kuartal IV tahun berjalan. Nafan mengatakan, cenderung tertekannya IHSG pada September membuat para pelaku pasar memanfaatkan kondisi itu untuk mengakumulasi saham yang harganya terdiskon atau buy on weakness.
"Biasanya di September itu akan ada waktu di mana pelaku pasar memulai akumulasi beli saham atau buy on weakness, jadi nanti ke depannya IHSG berpotensi untuk mengalami rebound," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Kamis (21/9/2023).
Baca Juga
Di sisi lain, keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen pada September 2023 diprediksi menjadi sentimen positif lain bagi pergerakan IHSG di tengah goncangan sinyal hawkish The Fed. Keputusan untuk menahan suku bunga di level yang sama selama delapan bulan berturut-turut itu dinilai dapat berdampak baik bagi IHSG untuk terus bergerak atraktif ke depannya.
"Sambil ke depannya BI juga menjaga stabilitas rupiah maka IHSG masih berpeluang untuk bergerak menanjak di tengah sinyal kencang hawkish The Fed," sambungnya.
Sebagaimana diketahui, The Fed memutuskan untuk tetap menahan suku bunga acuannya dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 19-20 September 2023.
Meski memilih untuk menahan suku bunga acuannya di level 5,25-5,50 persen, The Fed tetap mempertahankan sikap hawkish yang menunjukkan kemungkinan kenaikkan suku bunga acuan di kemudian hari.
Para petinggi otoritas moneter Paman Sam tersebut pun memproyeksikan kenaikan suku bunga akan kembali terjadi pada akhir tahun, dengan mencapai level 5,50-5,75 persen.