Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak jatuh sekitar satu persen ke level terendah pada akhir perdagangan, Kamis pagi WIB, setelah Federal Reserve AS (The Fed) mempertahankan suku bunga tidak berubah seperti yang diperkirakan, namun memperketat sikap hawkish-nya dengan kenaikan suku bunga lebih lanjut yang diproyeksikan pada akhir tahun.
Patokan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November merosot 81 sen atau 0,9 persen, menjadi menetap pada US$93,53 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Ini merupakan penutupan terendah bagi Brent sejak 13 September.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober melemah 1,01 persen menjadi ditutup pada US$90,28per barel di New York Mercantile Exchange.
Kontrak WTI untuk Oktober berakhir pada Rabu (20é9/2023). Minyak mentah berjangka WTI untuk pengiriman November, yang akan menjadi bulan depan berikutnya, turun sekitar 82 sen menjadi US$89,66 per barel.
Meskipun terjadi penurunan harga, Brent secara teknis masih berada di wilayah overbought selama 14 hari berturut-turut, yang merupakan rekor terpanjang sejak tahun 2012.
Para pengambil kebijakan The Fed masih memperkirakan suku bunga acuan bank sentral akan mencapai puncaknya tahun ini pada kisaran 5,50 persen-5,75 persen, hanya seperempat poin persentase di atas kisaran saat ini.
Baca Juga
Kenaikan suku bunga untuk mengendalikan inflasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
"Kombinasi kenaikan suku bunga lebih lanjut, penguatan dolar dan tambahan kenaikan harga minyak akan meningkatkan kemungkinan resesi," kata analis di penasihat energi Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.
Sementara itu, pasar energi tidak banyak bereaksi terhadap data energi AS yang menunjukkan persediaan minyak mentah turun sesuai ekspektasi minggu lalu.
Penurunan stok minyak mentah didorong oleh kuatnya ekspor minyak, sementara persediaan bensin dan solar berkurang karena penyulingan memulai pemeliharaan tahunan pada musim gugur, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya.
Persediaan minyak mentah turun 2,1 juta barel pada pekan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan 2,2 juta barel.
Bensin berjangka AS merosot ke level terendah dalam dua minggu, mengurangi selisih crack bensin, ukuran margin keuntungan penyulingan, ke level terendah sejak Desember 2022.
Di Inggris, data menunjukkan penurunan inflasi yang mengejutkan pada Agustus, karena indeks harga konsumen turun 0,1 poin persentase menjadi 6,7 persen, yang merupakan level terendah sejak Februari 2022. Goldman Sachs memperkirakan Bank Sentral Inggris akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada Kamis karena turunnya inflasi.
Di Jepang, ekspor turun pada Agustus untuk bulan kedua berturut-turut, terbebani oleh penurunan permintaan baja dan minyak dari China dan memicu kekhawatiran akan penurunan akibat kenaikan suku bunga global.