Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Tahan Suku Bunga, IHSG Menuju ke 7.030 Jelang RDG BI

IHSG diprediksi melanjutkan penguatan menuju level 7.030 setelah The Fed menahan kenaikan suku bunga serta menjelang RDG BI hari ini.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatan menuju level 7.030 pada hari ini, Kamis, (21/9/2023), setelah The Fed menahan kenaikan suku bunga dan Bank Indonesia (BI) akan melakukan rapat dewan gubernur (RDG). Saham BBCA, BBNI hingga AMRT diproyeksi cuan.

Pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi oleh Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), namun BI diprediksi akan kembali menahan suku bunga acuannya di level saat ini 5,75 persen.

Selain itu, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 5,25 persen—5,50 persen pada Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar pada 19-20 September 2023. Namun The Fed memproyeksikan kenaikan suku bunga akan kembali terjadi pada akhir tahun, dengan mencapai level 5,50 persen—5,75 persen.  

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan level support IHSG hari ini berada di 6.950, sedangkan level pivot di 7.000 dan level resisten 7.050. 

"Indikasi-indikasi penguatan lanjutan secara teknikal yang terbentuk beberapa hari terakhir dibayangi oleh pelemahan Wall Street pada Rabu [20/9]. IHSG kemungkinan bergerak fluktuatif dalam rentang 6.980-7.030 hari ini," ujar Valdy dalam riset Kamis, (21/9/2023).

Dia mengatakan, kenaikan US Treasury Yield berpotensi memicu penguatan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek. Pergerakan nilai tukar rupiah juga akan dipengaruhi oleh pandangan BI terhadap ekonomi Indonesia yang akan disampaikan bersamaan dengan pengumuman RDG BI pada hari ini.  BI diperkirakan akan kembali menahan suku bunga acuan di 5,75 persen.

Kembali ke sentimen eksternal, Bank of England diperkirakan kembali menaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke 5,5 persen pada pertemuan hari ini. Sementara itu The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan, akan tetapi, The Fed mempertahankan peluang 1 kali kenaikan suku bunga acuan lagi hingga akhir 2023.

Terkait outlook ekonomi, Kepala The Fed, Jerome Powell menyatakan bahwa potensi soft landing masih dimungkinkan meskipun bukan merupakan baseline scenario. Indeks-indeks Wall Street melemah bersamaan dengan penyampaian pidato dari Powell tersebut. Alhasil, US 2-year dan 10-year Treasury Yield naik ke level tertinggi sejak 2006 dan 2007.

Sebaliknya, mayoritas indeks di Eropa ditutup menguat hampir 1 persen kemarin, Rabu (20/9). Penguatan dipicu oleh antisipasi pasar terhadap keputusan suku bunga the Fed, sebab pasar di Eropa meyakini bahwa The Fed akan kembali mempertahankan suku bunga acuan. 

Dari regional, realisasi inflasi di Inggris berada di 6,7 persen year-on-year (yoy) pada Agustus 2023, lebih rendah dari ekspektasi di 7 persen yoy. Sementara indeks-indeks regional Asia cenderung melemah merespons keputusan bank sentral China untuk menahan loan prime rate 1 tahun di 3,45 persen dan 5 tahun di 4,2 persen.

Dari pasar komoditas, harga crude oil melemah 1,01 persen ke US$90,28 per barel. Pelemahan dipicu oleh petunjuk arah kebijakan moneter yang masih hawkish hingga akhir tahun ini.

Valdy mengatakan, pasar dapat mencermati peluang penguatan lanjutan pada saham bank seperti BBCA, BBNI, BBRI dan BBTN, maupun saham sektor lainnya seperti TLKM, UNVR, INDF, ADRO serta potensi rebound pada CPIN dan AMRT.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper