Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini Dipengaruhi The Fed dan RDG BI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menguji level 7.030 pada perdagangan hari ini, setelah pembacaan hasil meeting Federal Reserve (The Fed).
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menguji level 7.030 pada perdagangan hari ini, setelah pembacaan hasil meeting Federal Reserve (The Fed).

Indeks Harga Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat lampaui level psikoogis 7.000 pada perdagangan Rabu (20/9/2023) menjelang pembacaan keputusan moneter Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve dini hari nanti. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks komposit 0,45 persen atau 31,36 poin menuju level 7.011,68. Seiring dengan menguatnya IHSG, mayoritas saham pun berhasil mengakhiri perdagangan hari ini di zona hijau. 

Terdapat 288 saham yang menguat, 249 saham yang parkir di zona merah, dan 220 saham yang berada di posisi yang sama seperti sebelumnya. Adapun kapitalisasi pasar di BEI tercatat sebesar Rp10,4 triliun. 

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan bahwa kesempatan bagi IHSG untuk kembali menembus level 7.000 tidak lepas dari pengaruh pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada 19-20 September 2023. 

The Fed diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25 hingga 5,5 persen. Menurut Liza, hal tersebut menandakan masih adanya peluang bagi perekonomian AS untuk memgalami soft landing.  

“Fakta The Fed sudah mulai berpikir untuk mengerem suku bunga acuan menandakan bahwa AS sudah masuk ekonomi soft landing, apa yang Bank Sentral AS lakukan selama ini untuk memerangi inflasi dengan menaikkan suku bunga mulai terlihat efeknya,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (20/9/2023). 

Namun demikian, Liza mengimbau pelaku pasar untuk mencermati pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang menyebutkan adanya kemungkinan untuk menaikkan suku bunga acuan hingga 25 basis poin (bps) di level 5,5 hingga 5,75 persen. 

Adapun, Liza menyebut bahwa pergerakan IHSG besok, Kamis (21/9/2023) masih akan dibayangi oleh sentimen dari keputusan The Fed terkait level suku bunga acuan. Menurutnya, IHSG masih berpeluang untuk bertahan di level psikologisnya 7.000. 

Head of Research NH Korindo Sekuritas itu menilai bahwa perlu adanya minat beli asing yang lebih tinggi guna mendukung IHSG untuk terus menanjak. 

“IHSG besok diperkirakan masih ada peluang untuk bertahan di area 7.000 yang menjadi level psikologisnya. Namun, perlu minat beli asing yang lebih tinggi untuk menopang pergerakan IHSG terus menanjak,” sambung Liza. 

Senada, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menyebut bahwa IHSG berpotensi untuk melanjutkan penguatan ke kisaran 7.030 hingga 7.050 pada perdagangan Kamis (21/9/2023). 

Valdy menyampaikan bahwa potensi penguatan itu didukung oleh terbentuknya rising window bersamaan dengan penguatan pada hari ini, Rabu (20/9/2023). 

Pergerakan IHSG besok diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari mancanegara, indeks komposit tentu akan dipengaruhi oleh sikap pelaku pasar yang tengah mempersiapkan diri dengan potensi pidato Jerome Powell yang lebih dovish dari perkuraan dalam sebulan terakhir. 

Selain itu, lanjut Valdy, IHSG akan diselimuti oleh pengaruh dari kecenderungan penguatan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat sebesar 5 persen dalam sebulan terakhir. 

Bergeser dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) diyakini akan kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen. Kondisi inflasi yang relatif stabil dalam batas acuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 diyakini sebagai salah satu faktor yang mendasari kebijakan tersebut.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper