Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,64 persen pada Selasa (19/9/2023). Seiring dengan penguatan IHSG, saham-saham berkapitalisasi jumbo seperti AMMN, UNVR, hingga BMRI membukukan kenaikan harga.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG menguat 0,64 persen atau 46,71 poin ke level 6.980,32. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.924 hingga 6.994.
Sementara itu, tercatat sebanyak 278 saham menguat, 243 saham melemah, dan 231 saham bergerak di tempat. Adapun market cap bertengger di level Rp10.356,38 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar jumbo atau big cap, saham PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) naik 3,88 persen ke level Rp5.350, sementara PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menguat 3,17 persen menuju Rp3.580 per lembar.
Selain itu, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) ikut menguat sebesar 1,69 persen menuju Rp6.000 per lembar, lalu disusul saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang mencatatkan kenaikan 1,51 persen ke level Rp2.690.
Adapun penghuni top gainers pada hari ini dipimpin oleh saham PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) yang melesat 24,20 persen ke level 390. Posisi ini disusul saham PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) yang naik 18,24 persen menuju 350.
Baca Juga
Di sisi lain, penghuni saham paling boncos atau top losers adalah PT MNC Digital Entertainmen Tbk. (MSIN) yang merosot 25 persen ke Rp1.980. Sementara itu, saham PT Distribusi Voucher Indonesia Tbk. (DIVA) turun 13,74 persen ke 364 per lembar.
Sebelumnya, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan level support IHSG hari ini berada di 6.900, sedangkan level pivot di 6.950 dan level resisten 7.020.
“IHSG menjaga peluang rebound ke 6.950, selama bertahan di 6.930 pada Selasa [19/9]. Secara teknikal, IHSG masih berada di kisaran MA20 dengan Stochastic RSI yang mulai bergerak naik dari oversold area,” ujar Valdy dalam riset Selasa, (19/9/2023).
Dia mengatakan, sentimen utama yang mempengaruhi IHSG masih terkait dengan antisipasi pelaku pasar terhadap hasil FOMC the Fed pada Rabu, (20/9) dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada Kamis, (21/9) pekan ini. Saham-saham rate-sensitive, terutama bank cenderung sideways atau terkoreksi kemarin.
Tekanan lainnya berasal dari indikasi profit taking pada sejumlah saham tambang memanfaatkan tren bullish dalam beberapa waktu terakhir. Aksi profit taking juga sejalan dengan kecenderungan harga kontrak batu bara yang memasuki overbought area pasca penguatan lebih dari 8 persen dalam sebulan terakhir.