Bisnis.com, JAKARTA – Dalam kurun satu bulan terakhir, saham-saham emiten properti kompak mengalami penurunan. Namun, di tengah pelemahan itu, saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) masih tampak perkasa.
Adapun saham-saham yang mengalami penurunan sebulan terakhir, di antaranya PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA), dan PT Maha Properti Indonesia Tbk. (MPRO).
Ketika artikel ini ditulis, saham MPRO turun 56,34 persen dalam kurun sebulan terakhir ke level Rp1.860 per lembar. Sementara itu, saham BSDE melemah 8,48 persen menuju Rp1.025, disusul saham PWON yang turun 4,78 persen ke Rp438, dan SMRA merosot 11,36 persen ke Rp585.
Di tengah pelemahan tersebut, saham PANI terpantau masih menguat dengan pelonjakan harga sebesar 40,97 persen dalam sebulan terakhir menuju posisi Rp4.060. Jika ditarik lebih jauh, saham emiten kongsi Aguan-Salim ini melesat 327,37 persen.
Lonjakan saham PANI dalam sebulan terakhir tidak lepas dari sederet rencana ekspansi dan aksi korporasi yang tengah disiapkan perseroan. Perseroan diketahui ingin mengakuisisi 7 perusahaan dengan nilai total mencapai Rp9,5 triliun.
Untuk memuluskan rencana tersebut, PANI berencana menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Perseroan dikabarkan mengincar dana segar Rp11 triliun dari aksi korporasi ini.
Baca Juga
Wakil Presiden Komisaris PANI Phiong Phillipus Darma menyampaikan bahwa sejauh perseroan belum menetapkan harga pelaksanaan rights issue dan masih mendiskusikan target dana yang dibidik dari aksi korporasi tersebut.
“Iya jumlahnya sedang kami pertimbangkan besarannya, tetapi jumlah sahamnya tidak akan lebih dari 8 miliar," ujarnya kepada awak media baru-baru ini.
Dihubungi terpisah, Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai PANI sebagai pengembang kota mandiri PIK2 memiliki prospek positif. Langkah ekspansi juga disebut semakin masif seiring rencana rights issue yang sedang disiapkan.
“Dengan right issue yang akan diselenggarakan nanti, menjadikan jumlah lahan yang dimiliki PANI mencapai sekitar 1.600 hektar untuk dikembangkan secara penuh,” ujar Jono.
Sementara itu, dalam riset yang dirilis Aldiracita Sekuritas Indonesia, keberhasilan atau kegagalan PANI dalam memberikan nilai maksimal bagi investor akan sangat bergantung pada kemajuan pengembangan PIK2, serta kemampuannya dalam mendapatkan izin pembangunan infrastruktur. Jika diraih, hal ini akan meningkatkan daya jual dari proyek tersebut.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.