Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global turun pada akhir perdagangan Rabu (13/9/2023) waktu setempat, mencatat penurunan untuk sesi kedua berturut-turut, tetapi masih bertahan di atas level psikologis US$1.900 per troy ounce.
Emas turun setelah data menunjukkan inflasi AS meningkat untuk bulan kedua beruntun yang dapat mengubah prospek suku bunga bank sentral Federal Reserve.
Mengutip Antara, Kamis (14/9/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$2,60 atau 0,13 persen menjadi ditutup pada US$1.932,50 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$1.938,40 dan terendah di US$1.927,20.
Emas berjangka merosot US$12,10 atau 0,62 persen menjadi US$1.935,10 pada Selasa (12/9/2023), setelah bertambah US$4,50 atau 0,23 persen menjadi US$1.947,20 pada Senin (11/9/2023), dan terdongkrak 20 sen atau 0,01 persen menjadi US$1.942,70 pada Jumat (8/9/2023).
Emas turun karena harga konsumen AS, didorong oleh harga bahan bakar yang lebih tinggi, naik dalam dua bulan berturut-turut hingga mencapai pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 3,7 persen, menurut data Departemen Tenaga Kerja pada Rabu (13/9/2023) yang memberikan tekanan baru pada perjuangan melawan inflasi di Federal Reserve.
"Perdagangan emas mencerna laporan inflasi ini dan mulai melihat lubang pada perekonomian," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Baca Juga
Menurutnya, yang paling parah, emas mungkin harus menghadapi kenaikan suku bunga The Fed satu kali lagi pada November 2023, namun jelas bahwa perekonomian akan terus melemah di masa depan. Berita ekonomi buruk akan kembali menjadi kabar baik bagi emas.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (13/9/2023) bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS, yang merupakan ukuran utama inflasi, naik 0,6 persen pada Agustus, kenaikan bulanan terbesar pada tahun 2023; dan naik 3,7 persen dari tahun lalu. Para ekonom memperkirakan kenaikan masing-masing sebesar 0,6 persen dan 3,6 persen.
Data IHK yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan memicu ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sekali lagi pada November, sehingga mengurangi harga emas.
Para analis pasar berpendapat bahwa data IHK AS terbaru memberikan sedikit kejelasan terhadap prospek kebijakan Federal Reserve.
Fed kemungkinan tidak akan melakukan perubahan pada keputusan suku bunga minggu depan. Untuk melawan inflasi, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 5,25 persen dari basis hanya 0,25 persen pada Maret 2022. Bank sentral dijadwalkan akan memutuskan suku bunga berikutnya pada pertemuan kebijakannya pada 20 September.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember merosot 22,10 sen atau 0,94 persen, menjadi ditutup pada US$23,181 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terpangkas US$7,60 atau 0,83 persen, menjadi menetap pada US$905,20 per ounce.