Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.355 Jelang Rilis Data Inflasi AS

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,09 persen ke level Rp15.355 pada Rabu (13/9/2023), jelang pengumuman data inflasi AS yang akan dirilis malam Ini.
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada Rabu (13/9/2023), jelang pengumuman data inflasi AS yang akan dirilis malam Ini. Pada saat bersamaan dolar Amerika Serikat (AS) juga merangkum penurunan.

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 14 poin atau 0,09 persen menuju level Rp15.355 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,11 persen ke 104,57.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia terpantau bervariasi. Won Korea, misalnya, menguat 0,04 persen, yuan China menguat sebesar 0,07 persen, sementara yen Jepang turun 0,16 persen. Adapun rupee India menguat 0,13 persen dan baht Thailand melemah 0,14 persen.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar valuta asing pekan ini akan fokus pada pengumuman data inflasi konsumen AS, Rabu (13/9). Pengumuman ini menjadi penentu arah pertemuan The Fed pada 20 September mendatang.

“Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada September. Namun, tanda-tanda inflasi terbukti sulit untuk mendorong kenaikan lagi sebelum akhir tahun,” ujarnya dalam riset harian, Selasa (12/9/2023).

Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) juga akan melakukan pertemuan pada pekan ini. Setelah menaikkan suku bunga di sembilan pertemuan terakhir, pemangku kepentingang diperkirakan bakal berdebat terkait dengan kenaikan suku bunga deposito.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja penjualan eceran terindikasi melambat pada Juli 2023. Indeks Penjualan Riil (IPR) mencapai 203,3 atau secara year-on-year (YoY) tumbuh 1,6 persen, tetapi melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,9 persen.

Kelompok yang tumbuh positif tetapi melambat adalah makanan, minuman, dan tembakau 4,8 persen YoY, kemudian subkelompok sandang 6,6 persen yoy. Adapun kelompok suku cadang dan aksesori terkontraksi 2,8 persen YoY, meski membaik dibandingkan periode sebelumnya.

Di sisi lain, secara bulanan, penjualan eceran pada Juli 2023 turun sebesar 8,8 persen secara bulanan (MtM) atau lebih dalam dibandingkan kontraksi 0,3 persen pada periode sebelumnya.

Ibrahim memperkirakan rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.320 hingga Rp15.390.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper