Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas saham emiten BUMN Karya, yakni WIKA, ADHI, WSKT, dan PTPP masih bertengger di zona merah sepanjang tahun berjalan. Kendati demikian, konsensus analis masih melihat prospek cerah di antara keempat emiten tersebut.
Pada perdagangan hari ini, Rabu (13/9/2023) sampai dengan pukul 11.00 WIB, tercatat hanya saham PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) yang bertengger di zona hijau secara year-to-date lewat kenaikan sebesar 2,80 persen menuju level Rp735.
Sementara itu, saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) bertahan di zona merah. Sepanjang tahun berjalan, saham WIKA ambles 44,50 persen ke Rp446, sementara ADHI turun 2,89 persen menuju Rp470 per lembar.
Adapun saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) belum bergerak dari level Rp202 lantaran digembok oleh Bursa Efek Indonesia sejak 8 Mei 2023. Hal ini akibat Penundaan Pembayaran Bunga Ke-11 Obligasi Berkelanjutan IV Waskita Karya Tahap I Tahun 2020.
Meski mayoritas saham berada di zona merah, sebanyak 8 dari 11 analis yang mengulas saham ADHI masih menyematkan rekomendasi beli berdasarkan data Bloomberg per 11 September 2023. Target saham selama 12 bulan ke depan berada di level Rp741.
Selain itu, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) juga menyematkan peringkat idA- untuk obligasi milik ADHI senilai Rp289,6 miliar, yang akan jatuh tempo pada November 2023.
Baca Juga
ADHI diketahui memiliki utang dari Obligasi Berkelanjutan III Adhi Tahap I 2020 yang terbit pada 18 November 2020. Obligasi ini memiliki nilai pokok Rp289,6 miliar dengan jangka waktu tiga tahun, dan suku bunga tetap 9,75 persen serta pembayaran bunga setiap kuartal.
Pefindo menyebutkan ADHI akan melunasi seluruh obligasi yang jatuh tempo tersebut dengan menggunakan campuran dana internal, termasuk uang tunai pengumpulan dari pembayaran proyek, serta sumber pendanaan eksternal.
Di sisi lain, pandangan positif juga diperlihatkan oleh konsensus analis yang mengulas saham PTPP. Sebanyak 11 dari 13 analis merekomendasikan beli dengan target harga di level Rp850 per lembar selama kurun 12 bulan ke depan.
Adapun mayoritas analis yang mengulas saham WIKA dan WSKT memberikan rekomendasi hold. Perinciannya, sebanyak 4 dari 9 analis menyematkan rekomendasi hold untuk WIKA, sementara 5 dari 9 analis menyarankan untuk menahan saham WSKT.
KONTRAK BARU
Di tengah rekomendasi positif dari para analis, ADHI dan PTPP juga mencatatkan pertumbuhan nilai kontrak baru sampai dengan bulan Agustus 2023.
Sekretaris Perusahaan ADHI Farid Budiyanto menyampaikan perseroan meraih kontrak baru senilai Rp24,5 triliun hingga Agustus 2023. Perolehan ini tumbuh 150 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp16,3 triliun.
“Dengan meningkatnya capaian perolehan kontrak baru ini akan mendukung peningkatan kinerja perseroan tetap tumbuh, dan diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap target revenue di tahun 2023,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (12/9/2023).
Farid memerinci kontribusi per lini bisnis dari perolehan kontrak baru yang diraih perseroan hingga Agustus 2023, didominasi oleh lini engineering & construction sebesar 94 persen, properti sebesar 3 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lain.
Adapun beberapa kontrak baru yang diraih, terdiri dari proyek Tol Jakarta-Cikampek II dan infrastruktur di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, antara lain tol akses IKN seksi 6A, rumah susun pegawai ASN, dan pembangunan pengendalian banjir daerah aliran sungai.
“Deretan proyek IKN ini menambah capaian perolehan kontrak pekerjaan Kawasan IKN yang didapatkan ADHI menjadi 11 proyek,” tutur Farid.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi menuturkan bahwa perseroan kontrak baru senilai Rp22,5 triliun sampai dengan akhir Agustus 2023. Nilai ini mencerminkan peningkatan sebesar 40 persen year-on-year (YoY).
“Capaian kontrak baru PTPP sampai dengan bulan Agustus 2023 senilai Rp22,5 triliun. Jadi, tumbuh luar biasa dibandingkan tahun lalu, sekitar 40 persen naik secara tahunan,” ujarnya.
Bakhtiyar menyatakan bahwa PTPP optimistis kinerja ini dapat terus meningkat dengan target perolehan kontrak baru tembus Rp34,5 triliun hingga akhir 2023.
Untuk mencapai target tersebut, dia menjelaskan perseroan akan fokus menggarap bisnis utamanya, yakni konstruksi. Selain itu, PTPP juga akan lebih selektif dalam mengelola portofolio investasi dengan menerapkan blue ocean strategy.
Saat ini, PTPP tengah mengerjakan sejumlah proyek besar, seperti 10 proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang progresnya masih berjalan sesuai dengan rencana.
Di sisi lain, PTPP juga tengah mengerjakan proyek Bendungan Cibeet, Tol Japek II Selatan, Tol Bayung Lencir-Tempino Paket 2, Overlay Runway Bandara Soekarno-Hatta dan proyek lainnya.
Adapun proyek yang diraih PTPP saat ini telah melewati proses asesmen administrasi kontrak, sehingga diharapkan tidak memberatkan keuangan perusahaan.
_____
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.