Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mendapatkan angin segar setelah pemerintah akhirnya sepakat memberikan alokasi dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp6 triliun kepada perseroan untuk tahun 2024. Di sisi lain, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) juga masih berharap kucuran dana dari pemerintah untuk memperbaiki kinerja perseroan.
Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan Panja A Badan Anggaran DPR RI setuju menaikkan nominal PMN kepada BUMN untuk 2024, dari sebelumnya Rp18,6 triliun menjadi Rp30,7 triliun. Artinya ada penambahan sebesar Rp12,1 triliun.
“Ini terutama untuk BUMN Hutama Karya sebesar Rp6,1 triliun ditambahkan dan Wijaya Karya [WIKA] sebesar Rp6 triliun untuk tahun 2024 yang akan datang,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, pekan lalu.
Penambahan alokasi PMN diambil dari cadangan pembiayaan investasi. Sebelumnya, pos ini memiliki alokasi sebesar Rp25,8 triliun lantas berkurang menjadi Rp13,7 triliun.
Mengacu Buku II Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024, nama Wijaya Karya tidak tercantum sebagai perusahaan pelat merah penerima PMN tahun depan.
Adapun PT Hutama Karya (Persero) sudah masuk daftar penerima PMN dengan nilai Rp12,5 triliun. Namun, jika ditambahkan dengan Rp6,1 triliun yang disepakati pemerintah dan DPR, maka Hutama Karya akan menerima suntikan modal negara sebesar Rp18,6 triliun pada 2024.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis, usulan PMN kepada WIKA telah disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir kepada Kementerian Keuangan saat rapat internal bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), April 2023.
Wakil Menteri I BUMN Kartika Wirjoatmodjo sempat mengatakan suntikan PMN kepada WIKA bertujuan memperkuat permodalan. WIKA dinilai membutuhkan modal karena kesulitan keuangan dan mengalami standstill atau penundaan pembayaran utang perbankan.
WIKA diketahui mengajukan penundaan pembayaran utang kepada perbankan untuk mengatur kembali utang, serta memperkuat struktur permodalan. Langkah itu diambil seiring adanya rugi bersih sebesar Rp521,25 miliar pada kuartal I/2023.
Kerugian WIKA bahkan membengkak menjadi Rp1,8 triliun pada semester I/2023. Padahal, perseroan masih meraup pendapatan bersih Rp9,25 triliun, naik 28,81 persen secara tahunan.
Meski nama Waskita tidak disebut dalam Rapat Panja DPR dan Buku II Nota Keuangan RAPBN 2024, perseroan masih berharap pemerintah dapat memberikan PMN hingga kontrak baru proyek IKN untuk menujang kinerja keuangan WSKT yang tengah dibelit oleh permasalahan utang.
SVP Corporate Secretary WSKT Ermy Puspa Yunita menuturkan bahwa perseroan siap melakukan langkah-langkah strategis, salah satunya menyusun kembali dokumen dan menandatangani skema restrukturisasi yang kini dalam proses persetujuan para kreditur.
Di tengah upaya itu, Waskita turut meminta kepada pemerintah agar berkenan menyuntikkan modal negara hingga memberikan kontrak baru proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, beserta proyek lainnya.
“Perseroan juga tengah mengupayakan untuk kembali memohon dukungan pemerintah seperti PMN, kontrak baru proyek infrastruktur IKN maupun yang lainnya dan juga melakukan strategic partnership atas ruas-ruas tol untuk dapat mengoptimalkan pendapatan dari tol-tol tersebut,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (6/9/2023).
Ermy menyampaikan bahwa Waskita kini sangat selektif dalam memiliki proyek-proyek terutama dalam kepastian pembayaran. Semisal, terdapat uang muka serta pembayaran bulanan dan telah melalui Komitem Manajemen Risiko Konstruksi.
Langkah tersebut memiliki harapan agar proyek-proyek yang diraih perseroan dapat berjalan lancar dan tepat waktu, serta memberikan dampak positif bagi kinerja Waskita.