Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah Rp15.355 per Dolar AS, Amerika vs China Memanas

Saat rupiah dibuka melemah pagi ini, mata uang lain di kawasan Asia dibuka bervariasi. Tercatat, yuan China menguat 0,27 persen terhadap dolar AS.
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Senin (11/9/2023). Hal ini terjadi bersamaan dengan melempemnya pergerakan dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip data Bloomberg, rupiah melemah 27,50 poin atau 0,18 persen menuju level Rp15.355 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS turut melemah 0,27 persen ke 104,80.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia dibuka bervariasi. Won Korea, misalnya, turut 0,07 persen, yen Jepang menguat 0,68 persen, sementara yuan China menguat 0,27 persen. Adapun rupee India turun 0,17 persen dan ringgit Malaysia naik 0,07 persen.

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelaku pasar khawatir akan lebih banyak gangguan dalam perdagangan global yang berasal dari perang dagang China dan AS yang kembali terjadi, karena beberapa anggota parlemen AS juga menyerukan larangan menyeluruh terhadap ekspor teknologi ke China.

“Memburuknya retorika antara Washington dan Beijing, terutama setelah laporan menyatakan bahwa China meminta pejabat pemerintah untuk berhenti menggunakan iPhone Apple, mendorong dolar terus menguat," ujar Ibrahim dalam riset, pekan lalu.

Pergerakan ini juga terjadi ketika data ekonomi China memberikan gambaran suram sehingga meningkatkan kekhawatiran atas lambatnya pemulihan pasca-pandemi di negara tersebut.

Di lain sisi, kekhawatiran The Fed muncul menjelang pertemuan bulan September. Data yang kuat mengenai klaim pengangguran dan harga sektor jasa, yang dirilis awal pekan ini, meningkatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan memiliki lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi. 

Meskipun Bank Sentral AS diperkirakan mempertahankan suku bunga stabil pada level tertinggi dalam 20 tahun pada akhir bulan ini, bank sentral juga diperkirakan akan mempertahankan pesan hawkish-nya di tengah inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang kuat.

Dari sentimen dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan hasil survei konsumen pada Agustus 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat. Khususnya, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2023 sebesar 125,2, lebih tinggi dibandingkan dengan 123,5 pada Juli 2023.

Meningkatnya keyakinan konsumen pada Agustus 2023 didorong oleh tetap kuatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang meningkat pada seluruh komponen pembentuknya, terutama Indeks Pembelian Barang Tahan Lama. 

“Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp15.310-Rp15.400,” pungkas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper