Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idA- untuk obligasi milik PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) senilai Rp289,6 miliar, yang akan jatuh tempo pada November 2023.
ADHI diketahui memiliki utang dari Obligasi Berkelanjutan III Adhi Tahap I 2020 yang terbit pada 18 November 2020. Obligasi ini memiliki nilai pokok Rp289,6 miliar dengan jangka waktu tiga tahun, dan suku bunga tetap 9,75 persen serta pembayaran bunga setiap kuartal.
“ADHI akan melunasi seluruh obligasi yang jatuh tempo tersebut dengan menggunakan campuran dana internal, termasuk uang tunai pengumpulan dari pembayaran proyek, serta sumber pendanaan eksternal,” tulis keterangan resmi Pefindo dikutip Rabu (6/9/2023).
Berdasarkan catatan Bisnis, obligasi berkelanjutan tersebut dijamin dengan seluruh harta kekayaan ADHI, baik yang bergerak maupun tidak bergerak.
Perseroan menyampaikan sekitar 50 persen dari dana obligasi ini digunakan untuk belanja modal berupa aset tetap, dan penyertaan proyek investasi infrastruktur, baik Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan pemerintah ataupun non-PSN dengan pihak swasta.
“Sebesar 30,83 persen digunakan untuk refinancing dan sisanya untuk modal kerja proyek Lintas Rel Terpadu [light rail transit/LRT] dan proyek infrastruktur lainnya,” tertulis dalam laporan keuangan konsolidasi perseroan.
Baca Juga
Hingga semester I/2023, ADHI mencatatkan pendapatan usaha Rp6,35 triliun atau naik 0,45 persen year-on-year (YoY). Pendapatan ini ditopang segmen investasi dan konsesi yang melesat 45,82 persen YoY menjadi Rp398,62 miliar.
Selain itu, pendapatan usaha yang bersumber dari manufaktur mencapai Rp454,96 miliar atau tumbuh 21,05 persen YoY. Capaian ini diikuti segmen properti dan pelayanan yang turut membukukan kenaikan sebesar 25,88 persen menjadi Rp303,53.
Dari pos pendapatan ini, tercatat hanya segmen teknik dan konstruksi yang mengalami pelemahan sebesar 1,33 persen secara tahunan menjadi Rp5,19 triliun pada semester I/2023.
Selaras dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan ADHI juga terkerek 1,32 persen secara tahunan menjadi Rp5,7 triliun. Alhasil, laba kotor yang diakumulasikan perseroan pada semester pertama tahun ini sebesar Rp653,32 miliar atau turun 6,58 persen YoY.
Setelah diakumulasikan dengan sejumlah pendapatan dan beban lain, ADHI mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp12,41 miliar. Jumlah ini meningkat 21,31 persen dibandingkan semester I/2022.
Perseroan juga mampu meningkatkan saldo arus kas setara kas pada akhir periode Juni 2023 mencapai Rp3,47 triliun, atau bertumbuh sebesar 38,30 persen secara tahunan.
Adapun aset ADHI turun tipis 1,60 persen secara tahunan menjadi Rp39,34 triliun pada semester I/2023, sementara liabilitas mencapai Rp30,42 triliun atau turun 2,36 persen YoY, dan ekuitas perseroan naik 1,08 persen YoY menjadi Rp8,91 triliun pada semester I/2023.