Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Kembali Ditutup Menguat Sentuh Rp15.260 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.260 pada perdagangan hari ini, Selasa (29/8/2023).
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (23/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (23/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.260 pada perdagangan hari ini, Selasa (29/8/2023). Rupiah ditutup menguat bersama sebagian besar mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup naik 0,21 persen atau 32 poin ke Rp15.260 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah pelemahan indeks dolar AS sebesar 0,05 persen ke 104.

Bersama dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga menguat seperti yen Jepang naik 0,08 persen, dolar Singapura naik 0,13 persen, dolar Taiwan naik 0,11 persen, won Korea Selatan naik 0,09 persen, dan peso Filipina naik 0,07 persen. 

Lalu ringgit Malaysia naik 0,16 persen, dan baht Thailand naik 0,21 persen. Sementara itu, mata uang asia lain seperti rupee India melemah 0,06 persen, dan yuan China melemah 0,01 persen. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS melemah di hari Selasa (29/8/2023), menjelang rilis serangkaian data ekonomi utama minggu ini. 

Ibrahim menyebut data kepercayaan konsumen AS akan dirilis pada hari Selasa, sementara revisi produk domestik bruto kuartal kedua akan dirilis pada hari Rabu. Pembacaan pengeluaran konsumsi pribadi dan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve akan dirilis pada hari Kamis, sementara data nonfarm payrolls bulan Agustus akan ditutup pada minggu ini. 

"Tanda-tanda ketahanan perekonomian AS, khususnya terkait inflasi dan lapangan kerja, akan memberikan dorongan lebih besar bagi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga," kata Ibrahim dalam risetnya, Selasa (29/8/2023). 

Pertemuan The Fed selanjutnya akan dilakukan pada bulan September, dan meskipun diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga pada saat itu, ekspektasi bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada bulan November semakin meningkat. 

Sementara itu, dari dalam negeri sentimen datang dari BRICS. Menurutnya, Indonesia tidak boleh terburu-buru bergabung dengan BRICS. 

"BRICS, grup yang mencakup Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan itu, masih belum jelas memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia," tuturnya.

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri KTT BRICS ke-15 di Johannesburg, Afrika Selatan pada pekan lalu dan mengatakan bahwa Indonesia belum mengajukan proposal untuk menjadi anggota BRICS.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp15.230-Rp15.300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper