Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berpotensi Menguat Uji Resistance 6.950, Phintraco Jagokan Saham BBNI Hingga BSDE

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan hari ini (29/8/2023) menguji batas atas resistance di 6.950.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (29/8/2023). Indeks akan menguji batas atas resistance di 6.950 setelah menguat 0,38 persen ke 6.921 pada penutupan Senin (28/8/2023).

Phintraco Sekuritas menyebutkan IHSG pada Senin menguji resistance di area 6.930—6.950 dengan peningkatan volume transaksi.

“Sentimen perdagangan besok [hari ini kemungkinan masih berasal dari sinyal kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada FOMC September 2023,” tulis Phintraco.

Phintraco menyebutkan sinyal hawkish tersebut justru direspons positif oleh pasar karena dinilai memberikan kepastian mengenai arah kebijakan moneter The Fed. Kenaikan tersebut diyakini sebagai yang terakhir dari serangkaian kenaikan suku bunga acuan sejak pertengahan 2022.

Dari dalam negeri, keyakinan pelaku pasar masih cukup baik setelah RDG Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 5,75 persen. Kondisi ini mengindikasikan optimisme BI terhadap stabilitas kondisi ekonomi domestik.

Adapun beberapa saham pilihan utama Phintraco untuk perdagangan hari ini mencakup BBNI, ADRO, EXCL dan potensi rebound pada TLKM, PGAS, BSDE dan SMRA.

Sementara itu, Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya menyebutkan penguatan IHSG hari ini dipengaruhi oleh sentimen optimisme BI yang meyakini inflasi terkendali di 2,9 persen dan inflasi inti di 2,5 persen pada akhir 2023.

Penurunan inflasi yang makin terkendali dipengaruhi oleh kerja sama pengendalian inflasi sektor pangan, permintaan yang teratur, tingkat kenaikan harga barang impor yang rendah, dan ekspektasi inflasi yang tetap terjaga.

Selain di dalam negeri, bursa di kawasan Asia dan Amerika Serikat juga kompak menguat. Hal ini disebabkan oleh keuntungan industri di China yang perlahan membaik, pada Juli 2023 tercatat penurunan keuntungan sebesar 15,5 persen year on year atau menurun daripada Juni 2023 yang sebesar 16,8 persen year on year.

Selain itu, Jerome Powell pada Simposium Jackson Hole mengatakan bahwa The Fed akan tetap menaikkan suku bunga dengan hati-hati dan kemungkinan kenaikkan masih berlangsung. Berdasarkan hasil suara, hingga hari ini 80,5 persen pelaku pasar optimistis suku bunga tetap dipertahankan, sedangkan 19,5 persen masih tetap pada pertimbangan bahwa suku bunga akan dinaikan lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper