Bisnis.com, JAKARTA - Emiten alat kesehatan PT Jayamas Medica Industri Tbk. (OMED) mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih pada semester I/2023. Penurunan pendapatan terjadi seiring adanya normalisasi average selling price (ASP) usai status pandemi Covid-19 di Indonesia resmi dicabut pada Juni 2023.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2023, OMED telah mencatatkan pendapatan sebesar Rp811,3 miliar. Angka tersebut menunjukkan pendapatan perseroan turun tipis 0,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp813,4 miliar.
Seiring dengan penurunan pendapatan OMED, beban pokok penjualan juga terpantau turun 0,55 persen secara year-on-year (yoy) dari Rp550,44 miliar pada 2022 menjadi Rp547,38 miliar.
Turunnya pendapatan OMED pun berimbas kepada penurunan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Laba turun 12,23 persen menjadi Rp110,61 miliar pada enam bulan pertama 2023. Diketahui, emiten alat kesehatan ini sebelumnya membukukan laba bersih sebesar Rp126,02 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu dari sisi penjualan, OMED mampu meningkatkan volume penjualan produk-produk unggulan dari kategori Medical Disposable and Consumable sebesar 4 persen yoy dari 694,3 juta unit menjadi 722,0 juta unit.
Untuk penjualan produk dari kategori Biotechnology and Labs juga berhasil meningkat 73 persen secara tahunan dari 34,4 juta unit menjadi 59,6 juta unit pada semester I/2023. Peningkatan juga tercatat untuk penjualan produk dari kategori Woundcare yang naik 17 persen secara tahunan dari 108,5 juta unit menjadi 127,4 juta unit.
Baca Juga
Adapun, Direktur PT Jayamas Medica Industri Tbk. (OMED) Leonard Hartanto mengaku optimistis pihaknya dapat mengejar target pertumbuhan bisnis pada semester II/2023.
Beberapa strategi untuk menggenjot pendapatan hingga akhir tahun 2023 pun telah dipersiapkan, seperti melakukan ekspansi kapasitas produksi di Pabrik Mojoagung Plant II dan memperluas jaringan bisnis baru di Kota Kendari serta Pontianak.
Selain itu, perseroan juga akan menambah cabang ritel di Kota Solo, Semarang, Kendari, dan beberapa lokasi strategis lainnya.
"Pembangunan fasilitas produksi di Mojoagung telah berjalan 40 persen dengan 3 dari 12 gedung baru yang direncanakan sudah difungsikan untuk penambahan kapasitas Medical Tubing dan Rapid Test Collateral Flow," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (28/8/2023).