Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OneMed (OMED) Bicara Dampak Potensi Banjir Alkes AS di Indonesia

OneMed (OMED) optimistis kesepakatan dagang AS-Indonesia tak mengancam bisnisnya.
Pengunjung mengamati alat kesehatan saat acara Pameran Hari Kesehatan Nasional ke-58 di Tangerang, Banten, Kamis (3/11/2022)Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung mengamati alat kesehatan saat acara Pameran Hari Kesehatan Nasional ke-58 di Tangerang, Banten, Kamis (3/11/2022)Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten alat kesehatan dengan merek OneMed, PT Jayamas Medica Industri Tbk. (OMED) menilai kesepakatan dagang AS dan Indonesia mengenai impor alat kesehatan tidak akan menjadi ancaman bagi keberlangsungan perseroan.

Head of Investor Relations Jayamas Medica Industri Hansen Teguh menerangkan besar kemungkinan produk yang diimpor oleh AS ke Indonesia merupakan produk berteknologi tinggi, seperti mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Dengan begitu, OMED yang bergerak di bidang penyediaan Barang Medis Habis Pakai (BMHP), tidak melihat perjanjian dagang ini sebagai sebuah ancaman.

“Karena dari segi harga, produk-produk kami sangat kompetitif dan beragam. Kami tidak yakin jika produk-produk BMHP AS akan membanjiri pasar Indonesia,” katanya kepada Bisnis, Jumat (25/7/2025).

Hansen mengatakan dengan kemungkinan ekspor yang dilakukan AS terhadap Indonesia merupakan barang-barang berteknologi tinggi, perseroan cukup yakin bahwa dampak perjanjian dagang tersebut terhadap industri lokal akan minim.

Dengan demikian, dia menegaskan optimisme OMED melihat industri alat kesehatan lokal akan terus bertumbuh ditopang oleh kebutuhan produk kesehatan.

Sejalan dengan itu, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia melihat OMED punya peluang yang cukup besar di tengah kesepakatan dagang ini. Salah satu alasannya, OMED tidak memproduksi barang-barang berteknologi tinggi.

“Banjir alat kesehatan AS justru tidak bersaing langsung dengan portofolio OMED. Bahkan, bisa jadi subcontractor jika perusahaan AS cari suplai murah,” kata Liza kepada Bisnis, dikutip Jumat (25/7/2025).

Selain itu, posisi OMED bahkan lebih strategis. Produk disposable yang dulunya diimpor AS melalui China, dapat digantikan oleh produsen Indonesia, selepas China diganjar tarif sebesar 30% oleh AS.

Tidak hanya itu, posisi OMED yang memiliki fasilitas produksi alat kesehatan yang cukup besar, juga dinilai bakal sulit ditandingi oleh produsen AS, baik dari segi harga, maupun skala produksi.

“OMED bukan pemain yang terancam, justru lagi riding the wave. Di saat alat kesehatan canggih banjir ke Indonesia, OMED menjual alat sederhana ke negara pengekspor itu sendiri,” tutup Liza.

Adapun di lantai Bursa, saham OMED dibanderol seharga Rp175 per lembar. Sepanjang tahun berjalan 2025, posisi saham OMED saat ini tengah tertekan 2,78%.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro