Bisnis.com, JAKARTA – Smelter aluminium milik emiten afiliasi Garibaldy ‘Boy’ Thohir PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) telah mendapatkan pemenuhan pembiayaan sebesar Rp16,58 triliun.
Presiden Direktur ADMR Christian Ariano Rachmat mengatakan pemenuhan keuangan smelter aluminium berkapasitas 500.000 ton per tahun milik ADMR itu didapatkan pada kuartal II/2023.
“ADMR mendapatkan pemenuhan keuangan smelter aluminium di bawah PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI)” kata Cristian dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (22/8/2023).
Pembiayaan tersebut secara lebih rinci adalah US$891,4 juta atau setara Rp15,04 triliun (kurs jisdor Rp15.320) dan Rp1,54 triliun.
Adapun hingga saat ini PT KAI yang merupakan anak usaha ADMR telah menyelesaikan persiapan lahan, pekerjaan tanah serta konstruksi jeti sementara dan terus melanjutkan konstruksi fasilitas infrastruktur lainnya.
Smelter aluminium yang digadang-gadang menjadi salah satu smelter besar di Indonesia tersebut berlokasi di Green Industrial Park Indonesia, Kalimantan Utara ditargetkan dapat beroperasi pada kuartal II/2025 dengan total investasi keseluruhan mencapai US$2 miliar.
Baca Juga
Pada Mei lalu, Direktur Adaro Minerals Totok Azhariyanto mengumumkan bahwa ADMR telah menjajaki kolaborasi dengan pihak lokal untuk memasok setengah dari kebutuhan alumina yang diperlukan oleh pabrik pemurnian aluminium, sementara setengahnya lagi akan tetap didatangkan dari luar negeri melalui impor.
“Total nilai investasi termasuk pembangkit mencapai US$2 miliar. Sementara perjanjian suplai alumina akan finalisasi sekitar 6 bulan sebelum commercial operation date [COD],” katanya.
Rencananya, pemurnian dan smelter aluminium tersebut beroperasi di kuartal II/2025 dengan kapasitas 500.000 ton di tahap pertama. Untuk memproduksi 500.000 ton aluminium dibutuhkan 1 juta ton alumina.
Awalnya, pabrik pemurnian aluminium ini direncanakan untuk menghasilkan aluminium ramah lingkungan tanpa mengandalkan batu bara sebagai komponen utama dalam sumber energi. Namun, pelaksanaan rencana ini diharapkan dapat terwujud pada tahun 2030, seiring selesainya pembangunan pembangkit listrik tenaga angin yang dimiliki oleh ADMR.