Bisnis.com, JAKARTA - Entitas Grup Adaro afiliasi konglomerat Garibaldi Thohir di bidang pertambangan batu bara metalurgi dan logam, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), memacu produksi hingga 6 juta ton per tahun.
Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur dan CEO ADMR, menyampaikan ADMR terus berinvestasi pada fasilitas dan infrastruktur dengan perkembangan yang baik pada upaya peningkatan jalan angkut (hauling road), serta meningkatkan fasilitas penyimpanan bahan bakar dan akomodasi karyawan di area Pelabuhan Tuhup.
ADMR telah memulai proses tender untuk memilih kontraktor utama untuk konstruksi konveyor pemuatan tongkang kedua di Pelabuhan Tuhup. Ekspansi ini akan meningkatkan kapasitas pemuatan tongkang, sehingga memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan kondisi cuaca (kedalaman air) yang kondusif.
"Perusahaan sedang melakukan tender untuk kontraktor yang akan menangani perluasan akomodasi di Lampunut untuk menampung tambahan tenaga kerja demi mendukung rencana kenaikan produksi batu bara menjadi 6 juta ton per tahun," jelasnya dalam siaran pers, Selasa (8/8/2023).
Pada semester I/2023, volume produksi batu bara ADMR mencapai 2,54 juta ton, atau naik 66 persen dari sebelumnya 1,53 juta ton pada semester I/2022. Volume penjualan mencapai 1,82 juta ton, atau naik 42 persen dari sebelumnya 1,28 juta ton.
Seluruh produksi pada periode ini berasal dari PT Maruwai Coal, yang memproduksi batu bara kokas keras dengan kandungan abu sangat rendah, fosfor yang rendah dan vitrinit yang tinggi.
Baca Juga
“Kenaikan volume produksi maupun penjualan di semester I/2023 mencerminkan pengakuan dan penerimaan pasar atas produk kami yang berkualitas dan didukung aspek operasi yang solid. Kami siap mencapai panduan tahun 2023 dan mengeksekusi proyek-proyek, baik untuk batu bara metalurgi maupun smelter aluminium," jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (8/8/2023).
Pengupasan lapisan penutup mencapai 7,55 juta bank cubic meter (Mbcm) pada semester I/2023, atau naik 116 persen dari semester I/2022 sebesar 3,50 Mbcm, sehingga menghasilkan nisbah kupas 2,97 kali, atau naik 30 persen dari sebelumnya. Kinerja kontraktor yang baik dan kondisi cuaca yang kondusif mendorong kenaikan volume pengupasan lapisan penutup pada periode ini.
Menurut Christian, Jepang merupakan pasar terbesar bagi ADMR dengan kontribusi 35 persen, selanjutnya India 28 persen, dan China 20 persen. Perusahaan berencana memperluas basis pelanggan dengan memasuki pasar utama lainnya.
Kinerja ADMR 2022
Volume produksi batu bara ADMR pada 2022 naik 46 persen menjadi 3,37 juta ton dari 2,30 juta ton pada 2021. Volume penjualan mencapai 3,2 juta ton pada 2022, naik 39 persen dari 2,30 juta ton.
Pengupasan lapisan penutup pada 2022 mencapai 8,32 juta bank meter kubik (Mbcm), atau naik 62 persen dari 5,15 Mbcm di tahun sebelumnya, sehingga nisbah kupas pada pada 2022 tercatat 2,47 kali, naik 10 persen dari 2,24 kali pada 2021.
ADMR mencatatkan pendapatan US$908,14 juta pada 2022 atau setara Rp14,18 triliun (estimasi kurs Rp15.625 per dolar AS). Pendapatan ADMR naik 97,34 persen dari sebelumnya US$460,17 juta.
Beban pokok pendapatan US$373,22 juta pada 2022, naik dari sebelumnya US$219,72 juta pada 2021. Namun, laba bruto ADMR masih naik menjadi US$534,91 juta dari US$240,45 juta pada tahun sebelumnya.
ADMR membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$332,21 juta atau setara Rp5,19 triliun. Laba bersih ADMR naik 114,17 persen dari US$155,11 juta pada 2021.