Bisnis.com, JAKARTA — Emiten milik Toto Sugiri PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) mengemukakan perkembangan ekonomi digital di Tanah Air membuat persaingan bisnis di layanan pusat data makin ketat. Hal ini tecermin dari bertambahnya kompetitor yang terjun ke layanan pusat data.
Sekretaris Perusahaan DCI Indonesia Gregorius Nicholas Suharsono mengemukakan Indonesia memiliki posisi yang menarik di pasar pusat data. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh keberadaan dua raksasa ekonomi digital global yang menginginkan peranan dan kehadiran yang lebih besar dari Indonesia.
“Kita berada di tengah-tengah dua pemain global yang sangat menginginkan Indonesia memiliki peranan yang lebih penting baik dari sisi telekomunikasi maupun presence di kancah internasional. Ini berkaitan juga dengan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia,” katanya, Selasa (22/8/2023).
Posisi strategis ini pula yang mendorong pemain pusat data dari dalam dan luar negeri bermunculan di Indonesia. Nicholas mencatat DCII menghadapi setidaknya 3 kompetitor untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Bertambahnya kompetitor diperkirakan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan meningkatnya kebutuhan layanan ini.
Untuk mengatasi tantangan pasar yang makin kompetitif, Nicholas mengatakan DCII menyiapkan strategi pengembangan platform DCI yang memungkinkan aktivitas ekspansi perusahaan berjalan lebih cepat.
DCI Indonesia juga menggulirkan inisiatif green data center di mana sumber energi untuk operasional pusat data berasal dari energi baru terbarukan (EBT). Nicholas mengatakan strategi ini akan menempatkan perkembangan DCII di atas pasar.
Baca Juga
“Kalau kami hanya mengandalkan pricing, perang harga, kami akan kesulitan. Karena itu kami harus melakukan lebih dari itu. Jadi kami mengembangkan DCI platform dan more sustainable approach,” kata dia.
DCII sejauh ini telah mengoperasikan satu pusat data dengan sumber energi baru terbarukan (EBT) di Karawang dan berencana menambah green data center baru di Bintan, Kepulauan Riau.
DCI Hyperscale 2 Campus di Karawang (H2) dengan target power capacity lebih dari 600 MW telah diresmikan pada Juni 2023 dengan kapasitas 12 MW. H2 merupakan pusat data dengan tenaga surya pertama di Indonesia.
Sementara itu, DCI Hyperscale 3 Sky di Bintan (H3) yang memiliki target power capacity lebih dari 1.000 MW saat ini masih berada dalam tahap perencanaan. Lokasi Bintan akan menjadi salah satu green data center yang akan menggunakan EBT sebagai sumber energi utama.
Sejak pertama kali beroperasi pada 2013, DCI tercatat mempertahankan tingkat ketersediaan layanan pada level 100 persen. Artinya, perusahaan yang terafiliasi Anthoni Salim ini tidak pernah mengalami insiden downtime di seluruh fasilitas pusat data yang dioperasikan.
Direktur Keuangan DCI Indonesia Evelyn mengemukakan perusahaan akan terus memenuhi kebutuhan data center colocation dengan kualitas layanan kelas dunia.
“Kami telah dipercaya oleh para pelaku bisnis yang tercermin secara positif dalam pembukuan dengan profitabilitas yang sehat di tengah tingginya kompetisi di industri pusat data Indonesia,” kata Evelyn.
Selain mencatatkan pertumbuhan 38 persen dari sisi pendapatan pada semester I/2023, EBITDA DCII tercatat meningkat sebesar 39 persen year-on-year (YoY) dan laba bersih turut meningkat sebesar 69 persen jika dibandingkan dengan semester I/2022.