Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Berjangka Jakarta optimistis target transaksi perdagangan berjangka tembus 14 juta lot pada 2023.
Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang mengatakan, hingga pertengahan Agustus 2023, pihaknya berhasil memenuhi sekitar 50 persen dari target transaksi perdagangan berjangka yang ditetapkan.
Meskipun demikian, Paulus membenarkan bahwa BBJ mencatat adanya penurunan jumlah transaksi perdagangan berjangka selama kurun waktu satu bulan belakang. Penurunan tersebut, ujarnya, dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas yang masih mengalami volatilitas, terutama pada sektor pertambangan seperti emas dan perak.
"Selain itu, ada pengaruh kebijakan pemerintah misalnya dana hasil ekspor untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dengan mata uang asing dan juga beberapa isu global yang terjadi beberapa waktu ke belakang," ujarnya dalam agenda HUT ke-24 JFX, Sabtu (19/8/2023).
Di sisi lain, Dirut BBJ ini memprediksi bahwa kontrak komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) akan menjadi penopang kinerja transaksi berjangka pada paruh kedua 2023, seiring dengan hadirnya bursa CPO di Indonesia yang ditargetkan meluncur pada akhir tahun nanti.
Adapun, Paulus merasa optimistis bahwa volume transaksi berjangka akan meningkat pada tahun ini lantaran semakin terliterasinya masyarakat terhadap investasi dan bertambahnya jumlah kontrak serta komoditas yang diperdagangkan di BBJ
Baca Juga
Sebelumnya, BBJ juga telah berhasil mencatat peningkatan volume transaksi pada 2022 lalu. Tahun lalu, volume transaksi meningkat 116,7 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan 2021 sebesar Rp24,56 triliun, dengan volume transaksi sebesar 14,4 juta lot