Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan konglomerasi asal Hong Kong Swire Pacific Ltd. dikabarkan tengah menjajaki rencana untuk membeli saham minoritas holding rumah sakit BUMN PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) IHC.
Mengutip Bloomberg, Jumat (18/8/2023), sumber yang mengetahui rencana kesepakatan tersebut menyebutkan Pertamedika IHC berpotensi dihargai sekitar US$450 juta hingga US$650 juta atau setara Rp6,8 triliun hingga Rp9,94 triliun (asumsi kurs Rp15.300).
Sumber Bloomberg mengungkapkan transaksi akuisisi ini dapat ditutup paling cepat akhir tahun ini. Perwakilan Swire Pacific dan Pertamedika IHC tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sebagai informasi, Swire Pacific merupakan konglomerasi Hong Kong dengan bisnis yang terdiversifikasi di berbagai sektor. Berdasarkan laman resmi website, Swire memiliki sejarah panjang di Tiongkok, di mana nama Swire telah berdiri selama lebih dari 150 tahun.
Swire Pacific fokus pada bisnis di area China dan Asia Tenggara dengan mengembangkan divisi properti, minuman, dan penerbangan. Area pertumbuhan baru, seperti perawatan kesehatan dan makanan yang berkelanjutan turut menjadi sasaran perseroan.
Swire Pacific tercatat menggendalikan saham maskapai Cathay Pacific. Perseroan juga memiliki divisi minuman yang mempunyai lisensi untuk mendistribusikan coca-cola di Shanghai, China, Hong Kong, Taiwan, Kamboja, Vietnam, sebagian wilayah barat Amerika Serikat.
Baca Juga
Sementara itu, PT Pertamina Bina Medika (IHC) saat ini menggarap proyek bergengsi Bali International Hospital (BIH). Perseroan melaporkan pembangunan rumah sakit berkelas internasional itu telah mencapai 36,30 persen hingga awal Juli 2023.
Sebelumnya Direktur Utama IHC Mira Dyah Wahyuni mengatakan, pihaknya melanjutkan pembangunan ke tahap topping off pada 28 Juli 2023. Adapun, rumah sakit yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan, Sanur, Bali itu ditargetkan untuk mulai beroperasi pada 2024.
Pertamedika IHC merupakan pengelola dari 36 rumah sakit di Indonesia. Hal ini menjadikan IHC sebagai peringkat kedua grup rumah sakit dengan jaringan terbesar di Indonesia dengan jumlah lebih dari 4.500 tempat tidur.
Secara konsolidasi, grup RS BUMN ini memiliki pendapatan usaha sebesar Rp4,9 triliun pada 2022 dengan total laba bersih sebesar Rp184,2 miliar.