Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten Grup Pertamina, yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), PT Elnusa Tbk. (ELSA), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), diramal cukup prospektif seiring kuatnya lini bisnis yang digarap perusahaan.
Hal itu setidaknya tecermin dari laporan keuangan semester I/2023 yang telah dirilis oleh PGEO dan ELSA. Berdasarkan laporannya, kedua anak usaha Pertamina ini mampu membukukan peningkatan baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.
PGEO meraih pendapatan sebesar US$206,73 juta sepanjang semester I/2023. Perolehan tersebut naik 11,94 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, US$184,73 juta.
Pendapatan usaha tersebut bersumber dari penjualan operasi sendiri US$195,56 juta dan production allowance atau pihak ketiga sebesar US$11,16 juta. Dari pendapatan ini, laba bersih PGEO naik sebesar 30,1 persen year-on-year (YoY) menjadi US$92,7 juta.
Di lantai bursa, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan akan ada penguatan pada saham PGEO. Hal ini berlandaskan pada indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence) dan Stochastic.
“Kami mencermati akan adanya penguatan pada PGEO yang pada pergerakan hari ini dari sisi indikator MACD dan Stochastic masih menunjukkan tanda penguatan. Investor dapat melakukan trading buy dengan target Rp835-Rp860,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (31/7/2023).
Baca Juga
Hingga sesi I perdagangan hari ini, saham PGEO terpantau stagnan di level Rp805. Sementara itu, saham ELSA menguat 3,21 persen menuju posisi Rp386 dan saham PGAS juga meningkat tipis 0,36 persen ke level Rp1.375.
“Penguatan ELSA yang terjadi pada hari ini masih belum mampu break dari resistance di Rp394, tetapi dari MACD dan Stochastic masih menunjukkan tanda penguatan. Investor dapat melakukan trading buy dengan target Rp400-Rp420,” kata Herditya.
Sebagai informasi, ELSA mencatatkan pendapatan usaha Rp5,86 triliun atau naik 8,12 persen YoY. Hal ini pun membuat laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk naik 10,5 persen yoy menjadi Rp250,10 miliar.
Adapun PGAS, kata Herditya, masih berada dalam fase uptrend meskipun dalam jangka pendek dinilai masih rawan koreksi. Berdasarkan MACD yang melandai dan Stochastic yang masih mengarah ke oversold, dia merekomendasikan buy on weakness dengan target Rp1.425 – Rp1.465.
Sebelumnya, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menyatakan saham PGEO, PGAS, dan ELSA memiliki prospek cerah yang ditopang oleh lini bisnis dari ketiga emiten tersebut.
Menurutnya, sebagai emiten di sektor energi, ketiga perusahaan tersebut diuntungkan oleh permintaan yang akan selalu diperlukan, serta ditambah dengan kemampuan moat economy milik induk perusahaan, PT Pertamina.
“Namun, secara keseluruhan ketiga saham Grup Pertamina ini cukup prospektif, mengingat ekspansi yang dilakukan, seperti PGEO yang sudah dan terus menambah kapasitas listriknya. ELSA juga menargetkan pertumbuhan kinerjanya pada jasa distribusi logistik energi, serta utilisasi rig yang dimiliki dan jasa hulu migas,” kata Frankie.
Dia menambahkan bahwa PGAS juga diramalkan bertumbuh, khususnya dalam program transisi energi, serta pembangunan jaringan pipa gas dengan target 400.000 sambungan rumah dan peningkatan utilisasi gas di sektor transportasi.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.