Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelat merah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) akan melakukan penggalangan dana melalui penerbitan surat utang global senilai US$500 juta atau setara Rp7,51 triliun (asumsi kurs Rp15.039), sebagai salah satu modal ekspansi mencapai target kapasitas produksi 1 juta gigawatt.
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah mengatakan dengan adanya pemegang saham baru serta manajemen baru, PGEO menargetkan penambahan kapasitas produksi menjadi 1 gigawatt dalam 2 tahun.
“Setelah remapping fokus dua tahun ini menaikkan kapasitas dari 672 menjadi 1 gigawatt, jadi ada tambahan 340 megawatt dalam 2 tahun mendatang,” katanya dalam acara Editorial Luncheon First Half 2023 Performance, Rabu (26/7/2023).
Nelwin menjelaskan penambahan kapasitas produk tersebut akan membutuhkan dana sebesar US$1 miliar. Dana tersebut akan berasal dari dana IPO sekitar US$450 juta dan internal kas. Sisanya, Nelwin mengaku pihaknya akan menerbitkan surat utang baru sebesar US$500 juta pada akhir 2024.
Kapasitas tambahan tersebut disebut Nelwin sudah diidentifikasi di beberapa power plant milik PGEO seperti 110 megawatt dari power plant Hulu Lise yang saat ini sedang dalam tahap persiapan serta Lumut Balai sekitar 55 megawatt yang sedang dikerjakan.
Guna dapat mendukung target tersebut, PGEO juga mengoptimalkan sumur yang ada dengan memanfaatkan teknologi binary power plant di Hulu Lise sebesar 60 megawatt, Lumut Balai sebesar 40 megawatt dan Ulubelu sebesar 40 megawatt.
Baca Juga
“Penggunaan binary power plant juga meningkatkan produksi secara cepat. Selain itu kami juga akan menggunakan teknologi submercible pump untuk mengatasi permasalahan pemenuhan kapasitas terpasang,” jelasnya.
Penambahan kapasitas sebesar 340 megawatt tersebut merupakan bagian dari target penambahan kapasitas sebesar 600 megawatt dalam 5 tahun. Nelwin juga mengklaim target tersebut dapat diakselerasi lebih cepat sehingga dapat tercapai di 2026-2027 mendatang.
Sepanjang 2023, PGEO menargetkan produksi listrik sebesar 4.523 gigawatt per hour. Sepanjang Juni 2023, produksi PGEO tercatat sebesar sebesar 2.397,2 gigawatt per hour. Produksi tersebut didominasi oleh sumur Kamojang dan Ulubelu yang masing-masing tercatat sebesar 869,8 gigawatt per hour dan 798 gigawatt per hour.