Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menunggu perkembangan dari Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk IPO. Di sisi lain Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih belum memberikan izin efektif sejak pengajuan dokumen April lalu.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan PHE masih berada dalam pipeline Bursa Efek Indonesia dan masih menunggu perkembangan resmi dari PHE.
“Kami menunggu update dari PHE mengenai perubahan-perubahan tertentu, tapi kami belum menerima surat sampai saat ini,” katanya kepada wartawan, Senin (24/7/2023).
Rencana IPO PHE itu disebut sedang dalam proses pencarian mitra strategis. Hal itu disampaikan oleh Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama yang mengklaim pihaknya dibantu oleh Indonesia Investment Authority (INA) sebagai Lembaga Pengelola Investasi.
Meski demikian, Ahok mengatakan saat ini rencana IPO tetap menunggu keputusan dari Kementerian BUMN yang masih berdiskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia terkait dengan pelepasan saham PHE ke publik di bawah 7,5 persen.
Sementara itu, pada Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Mei lalu, Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan saat ini pihaknya sedang dalam proses mengkaji dokumen untuk IPO PHE.
Baca Juga
Namun, dia menyebut belum bisa memberikan informasi secara detail mengenai proses IPO sampai izin publikasi diberikan.
“IPO Pertamina Hulu Energi (PHE) saat ini masih dalam proses penelaahan dan tentunya untuk detail progres dan tahapan penelaahan saat ini OJK belum bisa memberikan penjelasan secara detail sampai dengan izin publikasi diberikan,” tuturnya dalam konferensi pers, Jumat (5/5/2023).
Rencananya, PHE akan melepas saham di bawah 10 persen, hal itu karena kapitalisasi pasar dari anak usaha Pertamina itu cukup besar dengan estimasi US$17-20 miliar.
Dengan kapitalisasi pasar besar, rencana IPO PHE juga digadang-gadang akan menjadi hajatan terbesar pasar modal dengan estimasi penghimpunan dana hingga Rp30 triliun. Raihan dana ini akan mengalahkan IPO terbesar saat ini yang dipegang oleh PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) yang meraup dana Rp21,9 triliun.
PHE juga telah menggandeng 5 joint lead underwriters asing maupun lokal yaitu Citibank, J.P Morgan, Credit Suisse, Mandiri Sekuritas, dan BRI Danareksa sebagai penasihat utama IPO.