Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saling Salip Saham Menara Telekomunikasi MTEL, TBIG, TOWR

Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel saling adu salip dengan saham menara telekomunikasi lain seperti TBIG dan TOWR.
Aset menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu berencana melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia./ Mitratel.
Aset menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu berencana melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia./ Mitratel.

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel saling adu salip dengan saham menara telekomunikasi lain seperti TBIG dan TOWR pada Jumat (14/7/2023). 

Ketiga saham tersebut mengalami penguatan seperti MTEL 0,75 persen, TOWR 0,46 persen dan TBIG 1,29 persen. Meskipun sama-sama menanjak, frekuensi transaksi dan nilai transaksi MTEL unggul dibandingkan dengan yang lainya.

Saham MTEL mencatatakan transaksi sebanyak Rp22,4 miliar dengan frekuensi sebesar 7.527 kali. Di sisi lain, TOWR hanya merekam 3.011 kali transaksi dengan perkiraan nilai Rp9,04 miliar. Begitu juga dengan TBIG yang membukukan 767 kali transaksi senilai Rp5,32 miliar.

Dalam konsensus analis Bloomberg, 100 persen analis yang terdiri dari 18 sekuritas merekomendasikan beli dengan target harga rata-rata mencapai Rp937 per saham. Dengan begitu terdapat potensi upside sebesar 38 persen jika dibandingkan dengan harga saat ini Rp675, pada Jumat (14/7/2023).

Adapun sekuritas yang merekomendasikan beli diantaranya adalah Mandiri Sekuritas, JP Morgan, Morgan Stanley dan NH Korindo Sekuritas.

Hal ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan saham TBIG yang menerima rekomendasi beli dari 9 analis atau setara 42,9 persen. Mayoritas analis merekomendasikan beli dan tahan sebanyak 8 analis dan 4 analis.

Sementara itu, saham TOWR menerima rekomendasi dari 22 sekuritas dengan rekomendasi tahan sebanyak 6 emiten.

Oleh karena itu, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) masih dianggap cukup potensial untuk dikoleksi oleh investor secara fundamental dan sahamnya. Menurut analis NH Korindo Sekuritas Leonardo Lijuwardi secara fundamental emiten menara ini seharusnya berada di kisaran harga Rp690-Rp695 atau Rp700 per saham untuk jangka pendek.

Angka ini pun lebih tinggi sekitar 15 poin daripada harga saham pada perdagangan sesi I, Jumat (7/7/2023) yang berada di posisi Rp675.

Leonardo bahkan menyatakan bahwa harga MTEL untuk 12 bulan ke depan seharusnya bisa ada di harga Rp835 per saham. “Valuasi MTEL saat ini berada di angka yang cukup menarik dan atraktif, di mana saat ini MTEL diperdagangkan di bawah standar deviasi rata-rata EV/EBITDA sejak IPO-nya,” ujar Leonardo kepada Bisnis.

Selain itu, emiten menara ini masih memiliki laba bersih yang stabil jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis, yakni TOWR dan TBIG. “MTEL secara laba bersih kuartal I/2023 jika dibandingkan dengan pesaingnya yaitu TOWR dan TBIG kinerjanya masih stabil dan bertumbuh jika secara YoY 9,1 persen,” ujar Leornado.

Pasalnya, kedua perusahaan tersebut masih tersangkut beban bunga yang berbeda dengan MTEL, akrena perseroan tidak memiliki hutang berbunga yang signifikan.

Selain itu, menurut Leonardo, MTEL juga unggul dalam hal kuantitas menara yang dimiliki.

Sebagaimana diketahui bahwa MTEL merupakan perusahaan pemilik menara terbanyak di Tanah Air, yang ditaksir mencapai 36.000 menara.

Sebelumnya, Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam risetnya mengatakan perseroan memiliki keunggulan kompetitif untuk menarik minat operator telekomunikasi. Pasalnya anak usaha Telkom itu memiliki 36.439 menara per Maret 2023 atau setara dengan 45 persen market share di industri.

"Potensi pertumbuhan pendapatan didukung permintaan sewa tower dari operator Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata, dan Smartfren di kuartal II hingga kuartal IV tahun ini. Pertumbuhan finansial akan menjadi katalis positif terhadap harga saham yang ditargetkan," jelas Niko dikutip Selasa, (3/7/2023).

Menurutnya terdapat potensi kenaikan pendapatan, laba bersih dan EBITDA Mitratel di atas 10 persen pada 2023. Di sisi lain, Mitratel juga memiliki portofolio bisnis lain terkait menara (Tower Related Business) yang mencatatkan pendapatan senilai Rp128 miliar per Maret 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper