Bisnis.com, JAKARTA - Indeks di sektor energi dengan anggota seperti ADRO, BUMI, dan lain-lain menjadi indeks dengan penurunan terdalam sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd) dengan turun 19,24 persen. Bersama dengan penurunan tersebut, indeks sektoral energi yang menaungi GOTO dan BUKA juga melemah 6,71 persen sejak awal tahun.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan penurunan indeks teknologi berhubungan erat dengan penurunan harga komoditas.
"Seperti harga batu bara yang sudah turun lebih dari 60 persen year-to-date," kata Martha kepada Bisnis, Kamis (13/7/2023).
Dia melanjutkan, untuk indeks sektor energi, dia melihat katalis negatif ke depan lebih banyak seiring perlambatan ekonomi global, termasuk di AS dan Eropa.
Selain itu, ekonomi China yang masih tumbuh di bawah ekspektasi juga dapat memberatkan laju indeks ini.
Berbanding terbalik, meskipun menjadi indeks sektoral yang sama-sama melemah sejak awal tahun, Martha melihat masih terdapat peluang bagi saham-saham di indeks sektoral teknologi untuk tumbuh di tengah kenaikan suku bunga.
Baca Juga
Menurutnya, beberapa katalis masih bisa menopang laju indeks sektor teknologi seperti meningkatnya daya beli masyarakat, ekosistem yang bisa mendukung pertumbuhan ke depan, dan adaptasi teknologi yang lebih cepat dari masyarakat.
Sebagai informasi, berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham di indeks sektoral energi menjadi saham pemberat IHSG, seperti PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang melemah 16,7 persen dan memberatkan indeks 71,79 poin.
Lalu saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang turun 38,4 persen sejak awal tahun, memberatkan indeks 49,18 poin, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) melemah 20,2 persen ytd dan memberatkan indeks 13,77 poin, dan saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) yang melemah 19,9 persen dan memberatkan indeks 10,78 poin.
Sementara itu, saham GOTO menjadi satu-satunya saham di indeks sektoral teknologi yang menjadi penggerak positif IHSG. Saham GOTO telah menguat 18,7 persen sejak year-to-date, dan memberi dorongan sebanyak 31,75 poin bagi IHSG.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.