Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Mendingin Jelang Data Baru Amerika & China

Harga minyak WTI turun 0,70 persen ke US$73,34 per barel, sementara minyak Brent melemah 0,62 persen US$77,98 per barel pada siang ini.
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah turun memulai awal pekan, Senin (10/7/2023), karena investor berhati-hati menjelang data ekonomi baru dari negara-negara konsumen minyak utama seperti Amerika Serikat dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (10/7/2023) hingga 11.20 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,70 persen atau 0,52 poin ke US$73,34 per barel, sementara minyak Brent melemah 0,62 persen atau 0,49 poin ke US$77,98 per barel.

“Para pedagang mungkin berhati-hati menjelang CPI AS dan data ekonomi China akhir pekan ini," kata analis CMC Markets, Tina Teng.

Namun, kata Tina, harga minyak mentah bisa pulih setelah OPEC+ mengumumkan rencana untuk mengurangi pasokan lebih lanjut.

Harga WTI dan Brent tercatat naik lebih dari 4 persen pada minggu lalu dan menyentuh level tertinggi sejak Mei 2023. Kedua patokan harga minyak tersebut naik untuk minggu kedua berturut-turut setelah eksportir minyak terbesar dunia Arab Saudi dan Rusia berjanji untuk memperdalam pengurangan pasokan pada Agustus.

Arab Saudi akan memperpanjang pemotongan produksi 1 juta barel per hari (bpd) hingga Agustus 2023 dan Rusia akan memangkas ekspor minyak mentah sebesar 500.000 bpd.

Sumber Reuters dari kalangan pejabat pemerintahan pada Jumat (7/7/2023) mengatakan alih-alih memangkas produksi, Rusia akan menggunakan minyak mentah untuk memproduksi lebih banyak bahan bakar dalam hal memenuhi permintaan domestik.

Adapun pemotongan yang dilakukan Arab Saudi bertujuan mengurangi kelebihan minyaknya karena penyimpanan terapung di pelabuhan Laut Merah Mesir Ain Sukhna, turun hampir setengahnya menjadi 10,5 juta barel dari pertengahan Juni. Hal tersebut berdasarkan data dari perusahaan analitik minyak Vortexa pada 7 Juli.

Sementara itu, pasokan nonOPEC+ telah mengikuti permintaan global. Menurut analis JP Morgan dalam sebuah catatan, OPEC+ perlu memperdalam pemotongannya sebesar 700.000 barel per hari pada paruh kedua tahun ini di atas pengurangan yang diumumkan dan memperpanjangnya hingga 2024.

Di Teluk, penyitaan supertanker oleh Iran yang dikelola oleh Chevron besar AS pada pekan lalu menimbulkan kekhawatiran tentang ancaman terhadap pengiriman di wilayah tersebut, termasuk di Selat Hormuz.

Di AS, data pada Jumat menunjukkan pertumbuhan upah tenaga kerja yang masih kuat dan sedikit penurunan tingkat pengangguran minggu ini kemungkinan akan membuat Federal Reserve tetap di jalur menaikkan suku bunga pada pertemuan Juli mendatang.

Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) mengatakan pada Jumat bahwa manajer investasi menaikkan net long minyak mentah berjangka AS dan posisi opsi dalam seminggu hingga 3 Juli.

Analis IG Australia Tony Sycamore menilai penembusan berkelanjutan untuk harga WTI di atas US$75 kemungkinan akan melihat benchmark menguji puncak kisaran delapan bulan pada kisaran US$64-US$$84.

Rig minyak AS turun lima menjadi 540 rig minggu lalu, terendah sejak April 2022, menurut laporan Baker Hughes pada Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper