Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten baru PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) siap mencatatkan saham perdana (listing) di bursa pada Jumat (7/6/2023). Valuasi sahamnya dinilai cukup menarik oleh analis.
Dengan harga penawaran Rp1.695 per saham, AMMN meraup hingga Rp10,8 triliun dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Dalam IPO tersebut, AMMN akan menerbitkan 6,3 miliar saham baru, setara dengan 8,8 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Menurut prospektus IPO perseroan, alokasi dana hasil IPO AMMN sebanyak 17 persen akan digunakan untuk mendukung proyek smelter, kemudian 28 persen akan digunakan untuk melunasi utang perseroan ke Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Selanjutnya, sisa dana IPO akan digunakan untuk memberikan suntikan modal kepada AMNT melalui akuisisi saham baru yang dikeluarkan oleh AMNT, yang kemudian akan digunakan oleh AMNT untuk mendanai perluasan pengolahan bijih dan proyek pembangkit listrik.
AMMN menargetkan pembangunan smelternya selesai pada 2024 dengan kapasitas hingga 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun, dan beroperasi penuh pada 2025. Smelter tersebut, yang direncanakan akan memproduksi katoda tembaga serta emas dan perak batangan, akan mentransformasi AMMN menjadi perusahaan pertambangan terintegrasi.
Selain itu, AMMN juga berencana untuk memperluas kapasitas pabrik pengolahan bijih menjadi 85 juta ton per tahun untuk menyerap bijih tambahan dari proyek Phase 8 dan tambang Elang.
Baca Juga
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan, valuasi saham AMMN cukup kompetitif, dilihat dari capaian laba bersih AMMN pada 2022 sebesar US$1,1 miliar.
"Dengan jumlah saham yang beredar sebesar 6,3 miliar dan asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp15.000, valuasi AMMN mencapai 7,4 kali P/E 2022, diskon 17,7 persen dari rata-rata industri dan 5,2 kali EV/EBITDA yang 3,6 persen lebih premium dari rata-rata industri," ungkap Juan dalam riset, Kamis (6/7/2023).
Amman Mineral Internasional merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan tembaga dan emas dengan dua tambang yang dikelola yaitu Batu Hijau dan Elang.
Tambang Batu Hijau merupakan penghasil tembaga terbesar kedua di Indonesia, sedangkan tambang Elang yang masih dalam tahap eksplorasi diperkirakan akan menjadi salah satu tambang dengan kandungan tembaga dan emas terbesar di dunia.
Sementara itu, Tambang Elang akan diandalkan sebagai proyek masa depan yang rencananya akan memulai pengembangan pada 2027. Kegiatan penambangan di tambang Elang diperkirakan akan berjalan mulai dari 2031 hingga 2046.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.