Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.017, Dolar AS Perkasa

Rupiah dibuka melemah ke level Rp15.017,5 pada perdagangan hari ini, Rabu (5/7/2023) di tengah penguatan dolar AS.
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke level Rp15.017,5 pada perdagangan hari ini, Rabu (5/7/2023) di tengah penguatan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,08 persen ke Rp15.017,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,09 persen ke level 103,13.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia dibuka mayoritas melemah. Yen Jepang turun 0,10 persen, dolar Singapura turun 0,10 persen, dolar Taiwan turun 0,13 persen, won Korea Selatan turun 0,24 persen, dan peso Filipina turun 0,31 persen.

Kemudian rupee India turun 0,06 persen, yuan China melemah  0,18 persen, ringgit Malaysia naik 0,13 persen, dan baht Thailand turun 0,12 persen.

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar cenderung diperdagangkan dengan ketat menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli. 

Dolar melemah pada Senin setelah rilis data manufaktur yang mengecewakan. IMP manufaktur Institute for Supply Management (ISM) turun menjadi 46,0 dari 46,9 pada Mei dan merupakan rekor terendah sejak Mei 2020.

Survei ISM konsisten dengan sinyal resesi ekonomi, tetapi hal ini diperkirakan belum menjadi alasan kuat bagi The Fed untuk menghentikan pengetatan kembali pada akhir bulan. Hal ini mengingat masih ada data tenaga kerja yang akan dirilis pada Jumat pekan ini. 

“Pasar saat ini memperkirakan peluang kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin di 88 persen pada pertemuan Juli 2023, mengingat tren inflasi masih jauh di atas kisaran target bank sentral,” kata Ibrahim.

Akan tetapi, Bank Sentral Eropa kemungkinan akan melanjutkan serangkaian kenaikan suku bunga dengan kemungkinan kenaikan lain akhir bulan ini. Hal ini berangkat dari kondisi ekspor Jerman yang turun pada Mei 2023 dan menjadi sinyal sulitnya serapan produk manufaktur.

Dari dalam negeri, pemerintah memastikan inflasi 2023 akan berada dalam kisaran target yang ditetapkan. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Juni 2023 yang bertepatan dengan Hari Raya Iduladha bertengger di level 3,52 persen secara tahunan (yoy) atau kembali dalam rentang target sasaran 3 persen plus minus 1 persen.

Secara bersamaan, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat menguat ke level 52,5 pada Juni 2023 dari bulan sebelumnya di level 50,3. Laju ekspansi sektor manufaktur di Tanah Air ini merupakan salah satu peningkatan paling cepat yang diamati selama 1,5 tahun terakhir dan tergolong kuat secara keseluruhan.

S&P Global memandang sentimen secara keseluruhan di sektor manufaktur Indonesia bertahan positif pada Juni 2023. Tingkat kepercayaan diri berbisnis naik ke posisi tertinggi sejak April 2023 di tengah harapan untuk peningkatan lebih lanjut pada kondisi bisnis dan penjualan.

Akan tetapi, tingkat sentimen positif tetap berada di bawah rata-rata selama 8 bulan berturut-turut pada akhir kuartal kedua.

Dengan melihat serangkaian sentimen ini, Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka fluktuatif pada perdagangan hari ini, Rabu (5/7/2023), tetapi ditutup menguat di rentang Rp14.970—Rp15.060 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper