Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan perusahaan tercatat baru tertinggi di dunia. Tingginya aktivitas initial public offering (IPO) di Indonesia turut berdampak ke bisnis sekuritas.
Per Mei 2023, jumlah perusahaan tercatat mencapai 864 emiten. Jumlah ini naik 4,73 persen dibandingkan dengan akhir 2022 sebanyak 825 emiten.
Pertumbuhan emiten anyar di bursa Indonesia tercatat lebih tinggi daripada bursa Thailand yang meningkat 1,48 persen. Pertumbuhan emiten di BEI bahkan melampaui Japan Exchange Group yang naik 0,28 persen atau Shenzhen Stock Exchange yang tumbuh 1,64 persen daripada posisi akhir 2022.
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo mengatakan status Indonesia sebagai hot spot IPO pada 2023 merupakan perkembangan positif bagi bisnis sekuritas. Hal ini berpengaruh kepada meningkatnya permintaan untuk layanan dan terciptanya peluang baru bagi sekuritas di sisi penjaminan emisi efek, perantara perdagangan efek dan riset.
Selain itu, masuknya IPO baru juga meningkatkan likuiditas di pasar modal. Ini memudahkan investor untuk membeli dan menjual securities asset-nya, yang dapat menyebabkan harga lebih tinggi dan lebih banyak aktivitas perdagangan,” kata Laksono kepada Bisnis dalam jawaban tertulis, Selasa (4/7/2023).
Laksono juga menilai bahwa keberhasilan IPO baru-baru bakal meningkatkan kepercayaan investor di pasar modal Indonesia. Hal ini memungkinkan investor untuk terus berinvestasi di pasar Indonesia, yang selanjutnya dapat mendongkrak bisnis sekuritas.
Baca Juga
“Semua faktor tersebut dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya industri sekuritas di Indonesia. Bisnis sekuritas adalah industri yang kompleks dan selalu berubah. Namun, peningkatan jumlah IPO di Indonesia merupakan pertanda positif bagi masa depan industri ini,” ujarnya optimistis.
Dia turut memberi catatan bahwa literasi yang profil emiten, kinerja bisnis serta profil risiko bagi investor akan mempengaruhi kinerja investasi ke depan. Hal ini diharapkan dapat menjadi penyaring bagi investor dalam melakukan kegiatan investasi pada pilihan emiten baru.