Bisnis.com, JAKARTA – Hajatan Penawaran Perdana Saham calon emiten BUMN PT Pertamina Hulu Energy disebut sedang dalam proses pemasaran sementara rencana IPO PalmCo menunggu penggabungan anak usaha perkebunan kelapa sawit.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan saat ini rencana IPO PalmCo sedang menunggu penggabungan perkebunan kelapa sawit PTPN dan diharapkan akan melantai di Bursa Efek Indonesia akhir 2023 hingga awal tahun 2024.
“Adapun IPO PHE saat ini sedang proses pemasaran dalam waktu dekat,” kata Tiko kepada Bisnis usai acara Pelepasan Tim Jelajah BUMN di Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (4/7/2023).
Pada pemberitaan sebelumnya dikabarkan bahwa Kementerian BUMN sedang berdiskusi dengan OJK dan Bursa terkait dengan jumlah saham yang akan ditawarkan. Hal tersebut disebabkan kapitalisasi pasar PHE diproyeksikan menyentuh US$20 miliar atau Rp300 triliun. Maka dengan demikian ada potensi PHE menawarkan saham di bawah 7,5 persen.
IPO emiten pelat merah PHE dipastikan akan menggandeng 5 penasihat utama yaitu Citibank, J.P Morgan, Credit Suisse, Mandiri Sekuritas dan BRI Danareksa Sekuritas.
Sementara untuk rencana IPO PalmCo, kabar terbaru adalah PT Perusahaan Nusantara III atau PTPN III sedang menyelesaikan proses penggabungan empat anak usaha perkebunan menjadi subholding PalmCo pada bulan ini.
Baca Juga
Selanjutnya, PalmCo ditargetkan untuk menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada akhir 2023 dengan perkiraan target dana sekitar Rp5 triliun-Rp10 triliun.
Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan PalmCo tengah menunggu persetujuan resmi dari kreditur pada Juni ini yang akan membuka jalan untuk proses IPO. Adapun PT Mandiri Sekuritas, DBS, BNP Paribas, dan CIMB ditunjuk sebagai penjamin emisi IPO tersebut.
“Layaknya balapan mobil, kita sudah berdiri di garis start, hanya menunggu bendera hijau untuk tancap gas,” kata Mohammad Abdul Ghani, mengutip Bloomberg, Senin (12/6/2023).
Ghani belum menyebut detail target IPO tersebut. Namun, pada tahun lalu, perseroan disebut mengincar dana IPO pada kisaran Rp5 triliun hingga Rp10 triliun dengan melepas 20 persen saham ke publik.
Founder Komunitas CTASaham Andri Zakarias Siregar mengatakan IPO BUMN nilainya jumbo masih sulit menguat karena sepinya nilai transaksi bursa dan kinerja IHSG yang memerah, seperti saham PGEO.
Hal tersebut juga berlaku untuk IPO PHE dan PalmCo ke depan, Zakarias menyebutkan calon emiten BUMN ini menarik untuk jangka menengah dan panjang dibandingkan dengan jangka pendek.