Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka menguat ke Rp14.996 per dolar AS menjelang libur panjang Iduladha, Selasa (27/6/2023). Rupiah sebelumnya mengakhiri perdagangan Senin kemarin dengan pelemahan 0,15 persen ke level Rp15.201 per dolar AS.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.01 WIB, nilai tukar rupiah menguat 0,17 persen atau naik 25 poin ke Rp14.96,5 per dolar AS. Penguatan rupiah terjadi ketika indeks dolar melemah 0,15 persen ke level 102,24 dari posisi pembukaan 102,40.
Bersama dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia turut menguat terhadap greenback. Won Korea Selatan dan yuan China menjadi yang paling naik dengan penguatan masing-masing sebesar 0,30 persen. Kemudian disusul ringgit Malaysia yang menguat 0,27 persen.
Peso Filipina juga terpantau menguat 0,24 persen. Sementara itu, baht Thailand naik 0,07 persen terhadap dolar AS.
Analis MIFX menyebutkan dolar AS telah menguat karena permintaan yang kuat untuk obligasi negara. Hal ini didorong oleh kekhawatiran investor tentang prospek pertumbuhan global
Sementara itu, Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi memperingatkan soal potensi pelemahan rupiah menjelang libur panjang.
Baca Juga
Dia mencatat pasar obligasi dalam negeri bergerak sideways menjelang libur panjang yang akan dimulai besok (28/6/2023). Di tengah pergerakan sideways tersebut, rupiah mengalami depresiasi dan ditutup menembus level psikologis dan resisten Rp15.000 per dolar AS kemarin.
“Kami melihat hal ini sebagai pelonggaran intervensi di pasar valuta asing oleh Bank Indonesia mengantisipasi potensi arus masuk modal asing pada lelang SBN hari ini,” tulisnya, Selasa (27/6/2023).
Walaupun rilis surplus anggaran periode Januari—Mei 2023 bisa menjadi katalis positif bagi lelang SBN hari ini, Samuel Sekuritas melihat potensi turunnya permintaan pada lelang SBN merupakan imbas dari upaya investor global untuk mengantisipasi naiknya suku bunga Fed pada Juli 2023.
“Kami memperkirakan imbal hasil (yield) INDOGB 10Y akan tetap bergerak sideways hari ini dalam rentang 6,3–6,4 persen yang diikuti depresiasi rupiah menuju rentang Rp15.000–Rp15.100 per dolar AS,” tulis mereka.