Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai bisa bergerak lebih stabil pada paruh kedua 2023. Analis Samuel Sekuritas Indonesia mempertahankan target IHSG tetap di level 7.600.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi mengungkapkan pada Juni 2023 tren net sell di bursa saham Indonesia belum berubah, dengan total net sell asing sepanjng Juni mencapai Rp3,7 triliun.
"Namun, kami memperkirakan aliran dana asing akan kembali ke pasar ekuitas di semester II/2023. Kami meyakini faktor eksternal akan mulai stabil dan suku bunga acuan telah mencapai titik puncaknya. The Fed bahkan mungkin saja akan memutuskan menurunkan suku bunga acuan FFR yang akan meningkatkan kemungkinan investor kembali berinvestasi dan membangun kembali portofolio mereka," ungkapnya dalam riset, dikutip Minggu (25/6/2023).
Di tengah kekhawatiran resesi global, Samuel Sekuritas Indonesia juga yakin Indonesia dapat menjadi salah satu pasar negara berkembang yang paling populer karena ekonominya yang mayoritas bertumpu pada pasar domestik, yang menjadikannya relatif tangguh di tengah badai resesi. Selain itu, belanja terkait pemilu juga akan mendorong ekspansi ekonomi Indonesia pada paruh kedua tahun ini.
Selain itu, tidak hanya dana asing, Analis juga memperkirakan para pelaku pasar lokal akan lebih banyak menginvestasikan dananya, di tengah keyakinan bahwa suku bunga acuan telah mencapai puncaknya dan IHSG diperdagangkan pada valuasi menarik di 13,1 kali forward P/E.
Adapun, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksa dana saham lokal memiliki tingkat kas sebesar 14,3 persen pada Mei 2023. Meskipun lebih rendah dari level bulan sebelumnya di 16,6 persen, angka ini masih lebih tinggi dari rata-rata 10 tahun sebesar 10,2 persen.
Baca Juga
"Oleh karena itu, kami mempertahankan proyeksi IHSG kami, serta mempertahankan target skenario base case fundamental kami untuk IHSG di sepanjang 2023 di level 7.600 dengan P/E 15,0 kali," jelasnya.
Adapun, Samuel Sekuritas Indonesia yakin sektor perbankan, telekomunikasi, dan consumer staples akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan laba IHSG pada sepanjang 2023.
Margin sektor perbankan Indonesia diperkirakan akan membaik pada kuartal-kuartal mendatang, karena sejumlah bank masih memiliki likuiditas yang melimpah dan mampu membatasi penurunan margin mereka menjadi hanya 20bps secara kuartalan (quarter-on-quarter/qoq) meskipun ada kenaikan suku bunga deposito sebelum Ramadan atau Idulfitri.
Selain itu, emiten consumer staples juga diyakini akan membukukan pertumbuhan positif sepanjang sisa tahun ini, didukung oleh pertumbuhan ekonomi, kenaikan upah minimum, momentum pemilu, dan strategi ekspansi.
"Tiga dari lima emiten consumer staples dalam coverage kami, ICBP, KLBF, dan SIDO diproyeksikan membukukan pertumbuhan dua digit tahun ini," ungkapnya.
Untuk sektor telekomunikasi, analis juga melihat potensi katalis positif dari trickle-down effect pada semester kedua tahun ini dari pemilu, serta persaingan yang lebih matang di industri telekomunikasi Indonesia.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 16.00 WIB, IHSG ditutup zona hijau dengan menguat 0,39 persen ke level 6.665,52 pada hari ini. Sepanjang perdagangan indeks bergerak pada rentang 6.622,18 hingga 6.674,06.
Sebanyak 236 saham menguat, 294 saham terkoreksi, dan 213 saham berjalan di tempat. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp9.490 triliun.
Retail Fundamental Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra mengatakan IHSG pekan lalu ditutup di level 6.639 di bawah 5 day MA dan diproyeksi mengalami tren bearish. Adapun, investor asing mencatatkan net foreign sell Rp693,37 miliar. Dalam sepekan, tercatat net foreign sell sebesar Rp1,04 triliun dan secara year-to-date (ytd) aksi beli investor asing mencapai Rp16,73 triliun.
"Level resistance IHSG hari ini berada 6.678 hingga 6.713. Sementara perkiraan support di 6.602-6.576," terang Maxi dalam riset harian, Senin, (26/6/2023).