Bisnis.com, JAKARTA - Emiten milik taipan Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang kuartal I/2023. Di saat bersamaan, pendapatan perseroan justru merosot.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih BRPT naik 149,01 persen secara year-on-year (yoy) menjadi US$23,28 juta atau sekitar Rp349,74 miliar (asumsi kurs Rp15.018/dolar AS) pada kuartal I/2023 dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar US$9,35 juta.
Di saat bersamaan, pendapatan perseroan justru turun 20 persen yoy menjadi US$650,73 juta, dibanding kuartal I/2022 sebesar US$813,44 juta.
Merosotnya pendapatan BRPT disebabkan oleh turunnya ekspor petrokimia 3,91 persen yoy menjadi US$123,22 juta. Penjualan domestik petrokimia juga ambles 32,57 persen yoy menjadi US$369,62 juta.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan BRPT ditopang oleh penjualan petrokimia US$492,84 juta, energi dan sumber daya US$154,43 juta, properti US$2,19 juta, dan pendapatan lainnya US$2,54 juta. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi US$1,29 juta.
Manajemen BRPT mengatakan, pendapatan perseroan sangat bergantung pada penjualan barang turunan atau olahan petrokimia naphtha yang sangat dipengaruhi oleh harga petrokimia dunia.
Baca Juga
Di sisi lain, harga petrokimia dunia dapat berfluktuasi secara signifikan yang dipengaruhi oleh harga minyak mentah Brent serta faktor permintaan dan penawaran.
"Untuk memitigasi risiko ini, Grup mengkombinasikan strategi metode penetapan harga maupun waktu penetapan dengan terus memperhatikan perkembangan global yang mempengaruhi pasar petrokimia," tulis manajemen BRPT dikutip Selasa, (20/6/2023).
Tak hanya itu, pada tiga bulan pertama 2023 BRPT memperoleh laba selisih kurs US$26,33 juta, dibanding kuartal I/2022 yang rugi US$3,01 juta.
Menariknya, beban pokok dan beban langsung perseroan terpangkas 26,90 persen yoy menjadi US$498,49 juta dibanding periode sebelumnya US$681,97 juta. Sebab, biaya bahan baku perseroan turun 29,04 persen yoy menjadi US$388,35 juta dibanding tahun sebelumnya US$547,29 juta.
Alhasil, laba kotor perseroan naik 15,79 persen yoy menjadi US$152,24 juta dibanding tahun sebelumnya US$131,47 juta.
Berdasarkan neraca, total aset BRPT naik menjadi US$9,43 miliar hingga 31 Maret 2023 dibanding posisi akhir Desember 2022 sebesar US$9,24 miliar.
Liabilitas perseroan naik menjadi US$5,60 miliar dibanding akhir 2022 US$5,52 miliar. Sedangkan ekuitas naik menjadi US$3,82 miliar dibanding Desember 2022 sebesar US$3,72 miliar.
Adapun, BRPT membagikan dividen sebesar US$10 juta atau setara Rp149,94 miliar (kurs jisdor: Rp14.994) dengan tanggal cum dividen hari ini, Selasa (20/6/2023). Prajogo Pangestu diperkirakan menerima miliaran guyuran dividen.
Prajogo Pangestu merupakan pengendali BRPT dengan kepemilikan saham mencapai 71,16 persen atau sebanyak 66.710.747.373 saham. Alhasil Prajogo akan meraup dana dividen sebesar Rp106,07 miliar (Rp106.070.088.323,07) dari seluruh dividen yang dibayarkan.