Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Hary Tanoesoedibjo PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) menawarkan surat utang berupa obligasi dan sukuk senilai 1,7 triliun.
Secara rinci, BMTR menerbitkan obligasi berkelanjutan IV tahap I senilai Rp850 miliar, dan sukuk ijarah berkelanjutan IV tahap I senilai Rp850 miliar. Surat utang tersebut merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan total plafon hingga Rp3 triliun.
Induk MNC Media ini membagi obligasi dalam tiga tenor. Pertama, seri dengan tenor 370 hari akan memiliki kisaran kupon 8,75 persen-9,25 persen. Kedua, seri dengan tenor tiga tahun memiliki kisaran kupon 9,75 persen-10,25 persen. Ketiga, seri dengan tenor lima tahun memiliki kisaran kupon 10,75 persen-11,25 persen.
Obligasi dan Sukuk ini telah mendapatkan peringkat idA+ dan idA+(sy) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Penerbitan surat utang dibantu oleh para penjamin pelaksana yaitu PT MNC Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, PT Shinhan Sekuritas Indonesia, dan PT Sucor Sekuritas.
“Dana yang terkumpul akan digunakan untuk keperluan refinancing BMTR dan sisanya akan ditahan sebagai modal kerja untuk membiayai lebih lanjut perkembangan perseroan, terutama di bidang digital,” jelan manajemen BMTR dalam keterangan resmi, Sabtu (17/6/2023).
Sesuar rencana, masa book building penawaran surat utang dimulai 15 Juni sampai dengan 23 Juni 2023, tanggal efektif diharapkan pada 28 Juni 2023, diikuti dengan penawaran umum antara 30 Juni hingga 3 Juli 2023. Selanjutnya, tanggal distribusi pada 6 Juli 2023, dan akan dicatat oleh Bursa Efek Indonesia pada 7 Juli 2023.
Baca Juga
Sebagai catatan, BMTR merupakan salah satu saham yang menjadi koleksi investor kawakan Tanah Air, Lo Kheng Hong (LKH) yang kerap disapa Pak Lo.
Pak Lo memborong 2 juta lembar saham BMTR pada 27 April 2023. Setelah transaksi itu, kepemilikannya bertambah menjadi 1.067.274.000 (1,06 miliar) atau setara dengan 6,44 persen.
Tidak ada penjelasan banderol saham BMTR yang diborong oleh Lo Kheng Hong. Sebagai gambaran, pergerakan harga kala itu stagnan atau tidak berubah dari sesi sebelumnya di Rp280.
Dari sisi kinerja keuangan, BMTR masih melaporkan penurunan pada kuartal I/2023.
Laporan keuangan kuartal I/2023 BMTR menunjukkan penurunan pendapatan 6,16 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp3,19 triliun per akhir Maret 2023.
Sejalan dengan koreksi top line, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 2,12 persen menjadi Rp319,79 miliar untuk periode Januari 2023 hingga Maret 2023. BMTR sebelumnya mencatatkan laba sebesar Rp326,75 miliar pada periode yang sama tahun lalu.