Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Rugi, Emiten Favorit Lo Kheng Hong (GJTL) Absen Bagi Dividen

RUPS PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) memutuskan absen membagikan dividen karena perseroan masih membukukan rugi pada 2022.
Jajaran direksi PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) dalam RUPST Kamis, (15/6/2023). GJTL absen bagi dividen karena masih bukukan rugi pada 2022 (Bisnis/Rizqi Rajendra)
Jajaran direksi PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) dalam RUPST Kamis, (15/6/2023). GJTL absen bagi dividen karena masih bukukan rugi pada 2022 (Bisnis/Rizqi Rajendra)

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen ban favorit Lo Kheng Hong, PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) memutuskan untuk absen membagikan dividen untuk tahun buku 2022 dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Kamis, (15/6/2023).

Direktur GJTL Kisyuwono mengatakan, keputusan tak membagikan dividen diambil setelah sepanjang 2022 perseroan menderita rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp181,38 miliar.

"Hasil RUPS tadi karena perusahaan masih membukukan rugi pada 2022 maka kami memutuskan untuk tidak membagikan dividen maupun laba cadangan," ujar Kisyuwono dalam paparan publik Kamis, (15/6/2023).

Oleh sebab itu, perseroan menyiapkan berbagai strategi untuk membidik target pertumbuhan laba dan pendapatan mencapai 10-15 persen pada 2023.

Executive Vice President Corporate Finance GJTL Raymond Feddes menambahkan strategi perseroan di antaranya yakni melakukan penetrasi ke pasar domestik. Sebab, saat ini ekspor ban GJTL sedang lesu karena gejolak di negara-negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

"Sebab untuk saat ini ekspor lagi agak lesu, jadi ada ekspektasi mungkin di kuartal III/2023 akan pulih terutama di pasar AS dan Eropa," jelas Raymond.

Dia mengatakan perseroan berharap kontribusi ekspor ban dapat naik tahun ini. Selain itu, GJTL juga berencana untuk menambah kapasitas produksi untuk ban TBR hingga 2.700 unit per hari.

"Kami akan meningkatkan kapasitas produksi untuk ban TBR dari 2.500 per hari, jadi sampai akhir tahun ditingkatkan menjadi 2.700 ban per hari. Tapi untuk membuka pabrik baru belum ada rencana," jelasnya.

Terkait dengan belanja modal atau capital expenditure (capex), perseroan menganggarkan hingga US$45 juta atau sekitar Rp673,85 miliar (asumsi kurs Rp14.974/dolar AS) untuk tahun penuh 2023.

"Capex yang sudah diserap di kuartal I/2023 itu US$7,5 juta, untuk ekspektasi full year 2023 sekitar US$40-45 juta, penggunaannya sebagian untuk maintenance dan sisanya untuk modernisasi," pungkas Raymond.

Kendati demikian, berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2023, kinerja GJTL menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan menorehkan laba bersih sebesar Rp265,69 miliar atau meroket 271,7 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan kuartal pertama 2022 sebesar Rp71,47 miliar.

Capaian laba bersih perseroan didorong oleh kenaikan penjualan bersih 5,21 persen yoy menjadi Rp4,44 triliun hingga akhir Maret 2023, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,22 triliun.

Secara perinci berdasarkan pasar, penjualan ban domestik GJTL di Pulau Jawa dan luar Jawa sebesar Rp3,21 triliun. Sementara itu untuk ekspor ban GJTL ke berbagai negara di Amerika, Eropa, Asia, hingga Timur Tengah berkontribusi Rp1,22 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper